Share

Ehm

Dua orang itu masih diam-diaman saja seperti es di musim salju yang akan mencair di musim panas. Nuwa berharap hal-hal ‘demikian’ ditunda saja dulu sampai dia benar-benar pulih dan bisa berjalan tanpa hambatan. Namun, tidak dengan Dayyan. Setiap hari melihat kulit putih pucat Nuwa tanpa batasan sama sekali bukanlah hal yang mudah untuk ukuran lelaki normal dan masih muda seperti dirinya.

Dayyan harus menahan diri setiap hari karena ketidak berdayaan istrinya. Dan tadi saat melihat Nuwa bisa jalan hatinya merasa senang. Namun, apa mungkin? Apa dia tega? Apa Nuwa nanti tidak kesakitan? Selama beberapa menit keduanya semakin lama semakin hening. Hanya terdengar suara napas saja yang berhembus. Namun, beberapa detik kemudian …

Grooook …

“Astaghfirullah, beneran mendengkur tidurnya. Kelelehan atau bagaimana?” Dayyan melihat Nuwa telah terlelap, padahal tadi masih pandang-pandangan berdua.

Tak hanya itu saja, tangan Nuwa yang sudah sembuh mendekati normal terlentang dan sampai di wajah l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status