Share

Bukan Selimut Tetangga

“Nuwa, kau baik-baik saja?” Dayyan menempelkan telapak tangannya di kening istrinya. Takutnya demam tinggi. Tapi Nuwa malah menjauhkan jidatnya, udah keseringan lelaki itu curi-curi kesempatan dan main cium saja.

Kemudian Nuwa pura-pura tersenyum lebar. Ia tunjukkan hasil gambarannya pada Dayyan. Agak berantakan karena tangannya belum pulih seperti sedia kala.

“Bagus juga gambarmu.” Dayyan memperhatikan arsiran pensil 2B itu.

‘Jauh dikit bisa? Aku ingin makan,’ ucap Nuwa dalam hati saja. Namun, yang ada malah Dayyan duduk di sampingnya santai tanpa beban dan tanpa ingin beranjak. Nuwa makan dengan hati-hati. Setiap kali Dayyan menoleh ia akan sigap, tapi tak bisa kabur.

“Kau kenapa? Ada yang aneh di kamar ini? Tenanglah aku tak akan memakanmu. Paling aku ajak tidur saja,” ujar Ayah Bhira sambil tersenyum. Ia mulai paham apa maksud tersirat Nuwa menunjukkan gambar rumahnya di desa dulu.

‘Kan, kau ini memang mesum orangnya. Tidur terus yang ada di pikiranmu.’ Nuwa menghabiskan cemi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status