Share

Kembaran

Sebelum masuk ke rumahnya. Wanita Suku Mui itu membereskan perlengkapan latihan yang ditinggalkan begitu saja. Tali temali yang diikat batu sebagai beban. Sudah dua minggu berlatih dengan senjata yang sama, ketiga muridnya ada perkembangan walau tidak secepat dirinya.

Nuwa masuk ke dalam rumah ketika ponselnya berdering. Panggilan dari Maira dan dia angkat langsung. Guru wing chun itu mendengar kata demi kata yang diucapkan oleh Maira.

“Tidak, aku dari siang sampai malam ini di rumah saja tidak ada ke mana-mana. Jam malam juga berlaku, bukan? Aku patuh pada peraturan,” jawab Nuwa pada pertanyaan Maira di ponsel.

“Ya, tidak mungkin juga aku menyerang Rizki tanpa alasan. Sudah cukup letih anak itu berlatih di sini. Kalau aku menantang orang, aku akan lakukan secara terbuka di depan umum, dan tidak sembunyi-sembunyi seperti pengecut.” Nuwa membela dirinya. Beberapa menit kemudian panggilan ditutup.

“Sepertinya drama dimulai lagi. Aku harus latihan lebih keras, siapa tahu bertemu musuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status