Share

Lelaki Lain

Pagi ini mataku enggan terbuka. Sayangnya aku tak terbiasa bangun setelah matahari tinggi, karena itu tubuhku menolak kembali rebah. Dulu aku bersahabat dengan embun pagi.

Sepertinya baru sebentar rasa damai membuai. Sedikit malas, ku rentangkan dua lengan, meluruskan beberapa sendi.

Ponsel masih berada di genggamku. Sekilas kelebat suara sayup menyapa. Sepertinya semalam aku dengar tentang satu-satunya istri.

Istri siapa? Apakah Mas Bayu? Tentu bukan. Jelas aku dan Inara sama-sama sah menjadi istrinya.

Jangan-jangan rasa gelisah mencoba menyesatkan pendengaranku. Aku hanya tak mau salah arah. Guncangan luka masa lalu yang di buka Ibu semalam, masih begitu membekas.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status