Share

Bab 33

Acara sarapan pagi itu jadi terasa hambar bagi Angga, begitu juga Ardia. Meski yang lain nampak begitu menikmati.

"Kamu ijin dulu saja, Ar," ucap Ramon usai menghabiskan nasi goreng buatan Bulek Lilik.

Ardia meneguk air putih yang ada di hadapannya hingga tandas. "Saya masuk aja, Mas. Seminggu kemarin aku sudah ijin, masa iya ijin lagi?"

"Ya nggak pa-pa, kalau memang keadaannya mengharuskan." Ramon berkata, sambil mengelap ujung bibirnya dengan tisu.

"Nggak ah, Mas. Saya masuk aja. Nggak enak sama yang lain, masih baru sudah sering bolos."

"Beneran nggak pa-pa? Sudah siap masuk kerja emang?" Jelas Ramon mengkhawatirkan Ardia, mengingat bagaimana keadaan gadis itu semalam. Sekarang tiba-tiba sudah harus masuk kerja. Ramon takut Ardia kenapa-napa.

"Siap Mas, jangan khawatir. Tapi antar saya ke kosan dulu ya, Mas. Ganti baju." Ramon mengangguk pelan.

Angga yang sedang menikmati sarapannya itu menoleh ke arah Ardia. "Rumah kamu kan dekat dari kantor, Kenapa ngekos?" Angga yang tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status