Share

Bab 38

Ardia memeluk erat Ramon, seolah tak ingin melepasnya lagi. "Aku takut, Mas," rintih Ardia di pelukan Ramon.

Setelah menerima telfon dari Anton, tentang Ardia yang selalu berusaha melukai dirinya sendiri. Ramon memutuskan pulang malam itu juga, semua urusan soal Hadi dia pasrahkan pada Radit, termasuk pindah rawat esok hari. Hati Ramon tak tenang mendengar gadis pujaannya menderita, dia ingin selalu berada di samping gadis itu. Menjaga dan memberi suport agar tidak putus asa.

"Sstt .... Nggak pa-pa, jangan takut! Ada aku di sini." Pelan, Ramon mengelus punggung Ardia.

"Iblis itu, dia masih di sini."

"Sudah nggak ada, dia sudah pergi. Sudah ya, kamu istirahat dulu. Aku temani, oke?" Ardia menurut, dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ramon menarik selimut menutup tubuh Ardia hingga sebatas dada.

"Ayo merem! Ini sudah malam," ucap Ramon lembut.

Ardia mengangguk pelan, dipejamkannya matanya meski kantuk belum menyerang. Baru beberapa menit terpejam, tiba-tiba Ardia terlonjak kag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Semarkembar
Kurang panjang ceritanya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status