Share

Bab 35

"Mau kemana kamu, Ram?" tanya Lilik, ketika mendapati Ramon keluar dan mengunci pintu kamarnya, dengan membawa Ransel yang sepertinya penuh barang.

Sejak menerima telfon dari Radit, yang mengabari kalau Hadi sakit parah. Ramon buru-buru pulang, Siap-siap berangkat ke Blora. Bahkan Ardia dia minta pulang sendiri naik taksi. Padahal biasanya gadis itu selalu dia antar jemput. Ini masalah Hadi lebih penting.

Ramon menghela nafas, kemudian menatap Lilik lekat-lekat. "Ke Blora, Bulek."

"Lho, ke Blora? Mas Hadi sakit, atau gimana?" Tentu itu yang terlintas pertama kali di kepala Lilik, mendengar nama daerah itu disebut. Usia Hadi sudah tua, jadi wajar kalau sakit-sakitan.

"Tadi siang anak setan telfon ---"

"Radit, Ram. Radit! Dia itu punya nama, jangan kamu panggil seenaknya," sahut Lilik cepat. Meski bukan anaknya, dan tak punya hubungan darah sama sekali. Sampai sekarang Lilik masih jengkel, tiap Ramon memanggil adiknya dengan sebutan anak setan. Apa Ramon lupa? Dalam tubunya dan Radi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status