Share

Jangan Mencemaskan Apa pun

Bagai ada pedang yang menusuk tepat di ulu hati Anggita. Rasanya sangat sakit dan juga menyesakkan. Tatapan Devan begitu tulus penuh cinta, sama seperti dua tahun yang lalu saat mereka masih menjadi suami istri.

Anggita merasa sangat bersalah karena ia sudah berhubungan dengan Mahesa. Dan sekarang keadaannya menjadi terasa rumit baginya.

“Anggi,” panggil Devan.

Wanita itu segera tersadar dari pikirannya.

“Ya?” sahutnya bingung.

Devan diam selama beberapa detik masih memandangi wajah Anggita.

“Ada apa? Kenapa kamu malah melamun?” tanya Devan.

Anggita tersenyum tipis kemudian menggelengkan kepalanya.

“aku hanya sedang memikirkan pekerjaanku,” sahut Anggita berbohong.

“Jangan memikirkan apa pun saat kamu sedang bersamaku. Kamu hanya boleh memikirk

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status