Share

Berhentilah!

“Aku turut bersuka cita untuk Bu Harti, Run,” ucap Hasna di sela makannya.

“Terima kasih.”

“Maaf aku tak sempat datang ke rumahmu, aku—hamil, Run.”

Arunika memandang Hasna berbinar. “Alhamdulillah, selamat.”

“Terima kasih, ya. Kamu yang selama ini suport aku.”

“Aku hanya melakukan apa yang harus ku lakukan, Na,” ucap Arunika. “Aku turut senang dengan kehamilanmu sekarang.”

Arunika memegang tangan Hasna. Walaupun sempat pindah kuliah karena perceraiannya dengan Mahesa, Arunika tak pernah putus komunikasi dengan sahabatnya itu.

“Alhamdulillah, ibu mertuaku yang paling exited dengan kehamilan ini. Maklum, dia sudah menunggu beberapa tahun.”

“Itu buah dari sabar, Na.”

“Ku harap kamu juga mendapatkan buah dari kesabaran kamu selama ini, Run.” Harap Hasna. “Kamu ingat Rama?”

Arunika berpikir sejenak, “Lelaki yang pernah berpelukan dengan Dania?”

Hasna mengangguk. “Dia akan menceraikan Viona begitu anak mereka lahir.”

“Astaghfirullah,” lirih Arunika. “Dania juga sedang hamil. Beberapa bulan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status