Share

Titik Terlemah Kama

Kama melirik ponsel yang sedari tadi berdering, ia mengabaikannya karena nomor yang tertera pada layar adalah nomor tidak dikenal.

“Jawab, Kama ...,” ujar Fabian yang saat itu sedang bersamanya membahas suatu proposal.

Nufaira juga ada di sana mencatat beberapa hal penting.

“Biarkan saja!” Pria itu kemudian kembali fokus pada deretan angka di layar Macbook.

“Siapa tau penting,” kata Fabian yang merasa tertanggu.

Akhirnya pada dering ketiga Kama berdecak kesal, tak urung tangannya terangkat hendak mematikan ponselnya namun kalah cepat dengan Fabian terlebih dahulu meraih ponsel tersebut.

Hal seperti ini sudah sering terjadi, mengingat banyak wanita yang mengejar Kama.

Fabian paling senang menjawab panggilan telepon dari nomor tidak di kenal pada ponsel Kama karena sudah dipastikan bila panggilan tersebut dari seorang wanita yang menyukai sahabatnya itu.

Lalu Fabian akan berpura-pura menjadi Kama kemudian di akhir sambungan, ia mengaku jika dirinya bukan Kama dan berdusta bila nomor ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status