Share

Jalan-Jalan Membawa Petaka

Langkah Arsha terhenti ketika hendak memasuki ruang makan, seorang gadis cantik yang mirip dengan Kama sedang duduk menikmati sarapan pagi dengan gerakan anggun.

“Itu pasti Kalila, kapan dia pulang?” gumam Arsha.

Si gadis menoleh, menatap Arsha tanpa senyum kemudian mengembalikan tatapannya pada mangkuk sup yang sedari tadi ia tekuni.

“Si dingin lainnya,” batin Arsha bicara.

“Duh!” Arsha berseru, maju selangkah karena Kama menyenggolnya.

“Jangan ngelamun depan pintu,” kata pria yang sudah lengkap dengan stelan jas dan wangi masculin yang menyeruak ke dalam indra penciuman Arsha.

Bibir Arsha mencebik, perasaan ia tidak berdiri di depan pintu. Masih banyak ruang untuk Kama lewati tapi kenapa pria itu malah menyenggolnya.

“Bilang aja pengen pegang-pegang,” tuduh Arsha di dalam hati.

Langkahnya ia lanjutkan, menarik kursi di depan Kalila.

“Pagi Mbak,” sapa Arsha sambil tersenyum.

Kalila menggerakan bola matanya hingga bertemu dengan netra Arsha, lima detik kemudian ia tersenyum samar nyar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status