Denis telah pergi membawa Anyelir ikut serta bersamanya meninggalkan Anjas yang masih terpaku di titik yang sama. Rasanya bagai kehilangan akal untuk dapat merebut Anyelir kembali. Meski kini status Denis dan Anye kembali hanya sekadar berpacaran, tetap rasanya Anjas bagai seorang pebinor wannabe saja. Anjas juga tak mau egois, jika memang Anye bahagia bersama Denis maka dia harus berlapang dada. Jangan coba-coba bikin Anye menangis, walau hanya setetes air mata Anjas akan langsung merebut gadis kesayangannya itu di detik itu juga. Anjas berjanji dalam hati untuk lebih mengetatkan pengawasan pada kedua sejoli itu, karena ia sungguh sedang tak mau main-main saat ini, ia menginginkan Anyelir dengan begitu kuatnya. 'Bukan, yakinlah ini bukan hanya obsesi semata' cetusnya dalam hati, 'Ini karena hati aku sudah kamu tawan sejak masa kanak-kanak kita dulu, Nye. Ibarat pohon bambu, akarnya telah begitu kokoh mengikat dan menghujam meski secara penampakan mungkin belumlah seberapa r
Bukan sesuatu yang mengejutkan bagi Yasmin jika ternyata gadis sepopuler Andin memiliki ketertarikan pada Anjas. Gadis bernama lengkap Adinda Jasmine Anindya Sukma itu telah mendampingi Anjas sejak zaman putih abu-abu. Dia saksi betapa Anjas adalah tipe cowok favorit sejuta ummat, dari yang modelan biasa-biasa saja hingga yang high class, tidak ada yang reject pada pesona Anjas yang ugal-ugalan. Bahkan dirinya mengaku adalah salah satu gadis bucin korban kharisma Anjas yang tak terbantahkan. Bisa selalu berada di kelas yang sama selama tiga tahun seolah memberi pertanda kalau dirinya mungkin saja jodoh yang diatur oleh langit untuk Anjas, demikian pula sebaliknya. Namun sayangnya hanya satu pihak yang berpendapat demikian. Ya, tepat! Hanya Yasmin yang berpikiran begitu, sementara hati Anjas sudah disesaki oleh nama bidadari yang berada satu atap dengannya. Siapa lagi kalau bukan Anyelir--sang adik sepupu yang sangat dicintainya ntah sejak ia umur berapa. Anjas juga tidak tahu pasti a
"Kamu tidak pernah menolakku sejak kita berciuman di bibir untuk yang pertama kali. Saat itu kita masih duduk di kelas enam sekolah dasar kalau aku tidak salah ingat.Jadi aku pikir, yaa tidak masalah ... hitung-hitung berlatih agar tidak canggung berciuman dengan pasangan kita nanti." Denis mengutarakan alasannya. " Enak saja latihan pake bibirku! Salahku juga sih baru protes sekarang, harusnya sudah sejak lama aku protes sama kamu dan waspada jika ada di dekatmu," keluh Yasmin lagi.Denis terkekeh.Sejatinya seorang Denis juga bukan tipe pria yang suka memperdaya wanita, bukan juga player atau jenis laki-laki breng**k lainnya. Ntahlah, pada Yasmin ia akuii dirinya memang terbilang susah mengontrol sahwat.Begitu pula dengan Yasmin, sejatinya juga bukan tipe gadis genit haus belaian. Dia sendiri tidak mengerti kenapa dia bisa begitu terbuai pada sepupunya itu.Keduanya bergeming dalam kecanggungan. Hingga akhirnya Denis pamit pulang meninggalkan Yasmin yang masih tidak habis pik
Bab 21 Menerima BeritaRosana ingin segera bertemu putranya untuk membahas langkah selanjutnya yang harus mereka ambil. Bagaimana pun saat ini Arya telah menikahi Mita meski belum disahkan secara hukum negara. Akan lebih baik kejelasan tentang status Mita segera diperjelas, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya. "Ma, kurasa kita harus meminimalisir pertemuan agar Papa tidak curiga. Bagaimana kalau mama segera mencari cara mendapatkan sampel rambut papa untuk kita ujikan secepatnya. Langkah selanjutnya tentu setelah hasil tes kita peroleh," usul sang anak sematawayang."Baiklah, Mama setuju! Doakan Mama, jujur saja Mama agak kagok menjalani operasi rahasia ini.Tapi kebenaran juga sangat penting untuk segera diungkapkan."Rosana menyudahi panggilan telpon yang ia tujukan pada putranya. Wanita itu kemudian bergegas melarikan kendaraannya kembali ke mansion untuk menemui suaminya. Lukman Bagaskara tengah memacu otot-otot lengannya membelah air dan meluncurkan
Mita berlari menghampiri ibu angkatnya yang baru saja melepas kepergian ayah angkatnya menuju rumah sakit tempat Arya--kakak angkatnya dirawat."Ma, apa yang sebenarnya terjadi pada Mas Arya? Mereka bilang Mas Arya mengalami kecelakaan tunggal.Aku ingin ke sana menjenguknya, Ma!" Mita menatap Rosana penuh tanda tanya dan rasa khawatir yang tak sanggup ia sembunyikan.Dia sungguh sangat khawatir dengan keadaan suaminya."Tenanglah, Sayang. Mama juga khawatir. Semoga kecelakaan ini tidak ada kaitannya dengan rencana kita melakukan tes DNA antara kamu dan ayahmu. " Rosana kemudian menghela napasnya dan mengajak Mita ikut masuk ke kamarnya. "Menurut Mama, apa ada yang akan dirugikan jika kita melakukan tes DNA? Atau sebaliknya, siapa yang akan mendapat keuntungan dari semua ini dan pihak mana yang tidak menginginkannya?Aku tidak mengerti, MaKeluarga kita tidak punya musuh, kan?" tanya Mita.Rosana bergeming. Sejatinya ia memang tidak tahu apa-apa. Selama ini dia memang selalu terjag
" Beberapa orang yang berada di lokasi menyaksikan mobil bergerak dengan kecepatan tinggi meluncur masuk ke bantaran sungai hingga sempat terseret arus cukup jauh. Saat dievakuasi Arya sudah kehilangan kesadaran dengan dugaan telah terjadi benturan yang cukup keras di kepalanya. " Bram menghela napas sebelum melanjutkan laporannya. "Arya ditemukan hanya seorang diri di dalam kabin mobilnya, tidak ada tanda-tanda ia sedang menerima telepon. Earsetnya masih berada di dalam dashbord tanda tidak digunakan, ponselnya pun masih berada di saku celana saat ia diangkat naik dari tempat kejadian. Penduduk setempat yang mengevakuasinya sebelum datang pihak kepolisian yang dihubungi oleh salah satu warga." Bram memaparkan sesuai dengan temuan yang ia peroleh di lapangan. "Apa darahnya sudah diperiksa? Apa mungkin Om Arya mabuk? Atau berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang?" tanya Anjas. Bram menggeleng, "Dia bersih!" "Bagaimana dengan mobilnya? Apa sudah diperiksa? Ada kemungkin
"Malam nanti kamu menginap saja di apartemen yang saya siapkan untuk kamu. Untuk selanjutnya tinggallah di sana selama kamu masih bekerja di perusahaan saya."Rahang Andin bagai terlepas dari tempatnya. Fix, ia menganga nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar."Tapi Pak, ...""Saya tidak terima penolakan Andin, Kamu jangan berpikir yang tidak-tidak. Saya hanya ingin menolong kamu. That's all!" tegasnya."Baik, Pak. Terima kasih ... sekali lagi terima kasih atas kebaikan hati, Bapak. Saya akan mulai menempatinya malam ini sesuai arahan Bapak." Raj mengangguk puas. Dia kemudian kembali menekuni berkas yang ada di hadapannya. "Apa ada yang bisa saya lakukan, sebelum saya pulang, Pak?" tanya Andin.Raj mengangkat wajahnya lagi, dan tanpa berpikir lama menggelengkan kepalanya. "Um, Pak ... apa ada yang harus saya lakukan ... untuk membalas kebaikan hati Bapak pada saya?" tanya Andin sekali lagi, kali ini dengan nada yang lebih berhati-hati. Raj kembali menatap ke ara
"Jas, tunggu! Om Haris bilang dia gak bisa ikut business trip kita kali ini. Ternyata di kantor pusat lebih membutuhkan dirinya, jadi kita akan berangkat berdua saja. " Yasmin mengatakannya dengan ceria. Vibesnya memang sangat positif pagi ini kala mendengar kabar hanya akan berduaan saja menjalani dinas luar bersama Anjas.'Feels like honeymoon gak sih,' pekik hatinya kegirangan. "Ya sudah, dua jam lagi kita berangkat, aku sama Andre meeting dulu. Andre sudah datang, kan?" Anjas mengedarkan pandangannya mencari sosok Andre"What? Kau minta aku ikut dalam business trip kali ini? Bukannya dua jam lagi kalian sudah harus berada di bandara?" Andre membelalakan bola matanya."Rilex, Bro. Kita pakai private jet dan aku sudah urus semua ke HRD, aku hanya tidak mau berduaan saja dengan Yasmin. You got it?" Andre segera memahami maksud dari ajakan temannya itu."Baiklah, beri aku waktu satu jam untuk bersiap!, kita bertemu di bandara satu setengah jam ke depan." Andre langsung ngacir