Share

Bab 39

"Kamu serius enggak ngukur tensinya? Masa dari angka dua ratus langsung anjlok ke 120?" tanya Raditya menunjuk lembar observasi milik koas. "Kalau pun captopril udah masuk biasanya enggak sampai segini, sana tensi lagi! Jangan coba-coba bikin data siluman ya! Kamu kira orang stroke infark gitu enggak bahaya?"

"Baik, Dok," ucap si koas lalu berjalan cepat mengukur kembali tekanan darah pasiennya di ruang bedah saraf laki-laki.

Raditya menulis jawaban konsultasi dari dokter saraf sambil sesekali menggerutu pelan karena seharian ini harus mendampingi koas, menggantikan jaga teman satu timnya karena sakit, hingga persiapan ujian akhir sekaligus riset tentang tesis. Belum lagi harus mendapat omelan dari dokter pembimbing ketika lelaki itu sempat salah menuliskan terapi obat. Beruntung obat yang ditulis di resep, belum diambil oleh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status