Share

21 | Mainnya Sama Kamu, Dek!

"Aku capek pura-pura senyum terus," keluhku pada Tresna saat dua tamu yang baru menyalami kami berlalu, aku menggerakan leherku yang kaku. "Gigiku langsung kering."

Tresna merotasikan kedua netranya mendengar keluhanku. "Tahan, satu jam lagi juga selesai."

"Bohong banget, selesai apanya. Walaupun nanti di rumah, kalau ada tamu aku harus pasang fake  smile lagi. Capek."

Beneran, aku ingin menanyai kenapa orang-orang mau menghabiskan uang hingga puluhan dan ratusan juta hanya untuk jadi pajangan selama satu hari. Harus terus tersenyum dan terlihat bahagia, berdiri di pelaminan seperti ini. Ini sudah persis orang-orangan di sawah, berdiri terus sampai kaki jadi talas bogor. Bisa sih duduk, tapi cuma sebentar karena ada tamu undangan yang datang. Harus begini sekali ya untuk dianggap ada oleh masyarakat, hah!

Jujur saja, setelah lamaran itu aku tidak ingin pernikahanku dirayakan secara m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status