Jungkir Balik Nikah Kontrak

Jungkir Balik Nikah Kontrak

Oleh:  oceanisa  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.6
42 Peringkat
42Bab
18.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Pasangan seperti kita tidak butuh cinta, yang kita butuhkan status, harta, dan kekuasaan." Keluar dari kandang harimau dan masuk kandang buaya. Itulah perumpamaan pernikahan Meilavia Cokroaminoto dengan dosen Fakultas Teknik, Tresna Kartadinata. Setelah menolak perjodohan konyol dengan anak ustadz, Mei justru menerima pernikahan kontrak dua tahun yang ditawarkan Tresna. Tak hanya saling menguntungkan, mereka juga merasa saling melengkapi dalam meraih ambisi masing-masing. Tapi, tak selamanya bahtera berlayar, karena ada masanya ombak ego dan karang cinta belum usai itu hadir menguji keyakinan. Pada akhirnya, apakah bahtera pernikahan atas azaz win-win solution ini akan selamanya berlayar, atau justru karam dihantam karang perceraian? Follow media sosialku juga yuk! Instagram/Twitter/Facebook : @inioceanisa

Lihat lebih banyak
Jungkir Balik Nikah Kontrak Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
elnyno
mbakkkk....kpn lnjuttt????
2022-07-27 23:50:49
0
user avatar
elnyno
lama banget g update mba' Author???
2022-05-20 14:05:00
1
user avatar
elnyno
mba'e piye iki ko' ra update maneh???
2022-03-30 11:11:42
0
user avatar
Chandra
arti sebuah perbedaan
2022-03-20 13:11:23
0
user avatar
elnyno
mas Tresna mana neh g muncul2, authornim please update castnya mas tresna, mba' mei dan marvin di ig-nya dong...makasih
2022-03-09 10:20:05
0
user avatar
Oceanisa
Halo, Insya Allah aku bakalan update seminggu dua atau tiga kali yaa, terima kasih buat yang masih baca (ノ◕ヮ◕)ノ*.✧
2022-02-24 21:37:32
1
user avatar
elnyno
kapan up lagi ya???
2021-12-06 17:31:12
0
user avatar
Ct Libra
Bila nk sambung lagi cerita ni.. Rindu lah nak baca...
2021-11-07 11:09:05
0
user avatar
Nurlailiz
udh up tp blm terobati kangennya sama mas tresna hiks
2021-10-27 08:59:27
0
user avatar
Chindy Ernita
slalu di tunggu ceritanya ...
2021-10-26 07:40:31
0
user avatar
Oceanisa
Sudah upadateee yaaa, yuk mampir juga ke buku baru aku. Judulnya : Bermain di Atas Ranjang CEO. Mampir yaaa (ノ◕ヮ◕)ノ*.✧
2021-10-24 20:10:10
1
user avatar
elnyno
rindu.... rindu se rindu...rindunyaaaaa... (lupa lagunya siapa ya...)
2021-10-22 16:38:57
0
user avatar
Ct Libra
aku buka GoodNovel hanya ingin membaca kamu.. rindu berat
2021-10-17 23:07:33
0
user avatar
Satpol PP Kabupaten 50 Kota
ceritanya bagus..tapi sayang tidak ada kelanjutannya
2021-10-16 12:48:33
0
user avatar
Nurlailiz
aduh kangen mas tresna. gk up lagi kah kakak author...
2021-10-11 09:14:52
0
  • 1
  • 2
  • 3
42 Bab
01 | Ramalan Dan Nyinyiran
"Buruk."   Aku mulai tahu kemana arah pembicaraan paranormal andalan Mama. Mari kita tebak bualan apa lagi yang akan ia ucapkan. Heran sekali, bisa-bisanya keluargaku mempercayai semua omong kosong ini seperti kemutlakan dan keniscayaan. Pasti kali ini ia akan membahas perihal permasalahan yang menimpa keluarga kami, jelas ini soal tanah wari—   "Bu Ratri saya kira anaknya ini harus segera menikah."   —san.   Tunggu. Wait! What?   Bukan tanah warisan?   Apa dia barusan berkata tentang pernikahan? Aku tidak salah dengar kan? Aku tidak perlu ke dokter THT untuk memeriksakan gendang telingaku?   "Saya mencium aroma-aroma kesialan yang akan menimpa keluarga Bu Ratri jika putri Ibu ini tidak segera menikah," lanjut wanita paruh baya dengan penuh keyakinan. Hidungnya mendengus, seolah membaui sesuatu di udara.   Ma
Baca selengkapnya
02 | Rencana Gila
"Mei! Mei! Mei!" Gedoran pintu kamarku sukses membangunkanku dari hibernasi usai menulis hingga jam lima pagi. Pekerjaan paruh waktuku, copywriter. Kemarin pagi aku mengambil project dari sebuah toko  make up daring yang ingin meningkatkan engagement media sosialnya. Sejak kemarin siang aku melakukan riset kecil-kecilan tentang brand toko itu dan target marketingnya. Syukurlah, aku berhasil menulis beberapa artikel soal tips merawat kulit dan membuat infografis yang nantinya bisa di-share di Instagram, Twitter, dan Facebook. Aku baru terlelap shubuh tadi dan Marvin sudah mulai menggangguku. Marvin Cokroaminoto sialan! Aku bersumpah akan menarik rambut yang ia cat ungu metalik itu jika alasannya membangunkanku yang baru tidur tiga jam bukanlah hal genting seperti hujan emas atau dia akan menikahi putri duyung. Sembari menggerutu aku bangun dari kasur dan membuka kamar. Wajah
Baca selengkapnya
03 | Lelaki Memang Brengsek
Rencana gilaku yang pertama adalah aku kabur dari rumah. Well, tidak benar-benar kabur, karena Marvin masih berpamitan dengan Mama dan Papa. Ia bilang bahwa ia ingin menghiburku sekaligus ((lagi-lagi)) quality time denganku karena sebentar lagi aku, saudara kembarnya ini, akan segera menikah. Sungguh, ia pantas menjadi kesayangan Mama dan Papa karena over berbakti. Meskipun sudah akrab dengan dunia malam semenjak kuliah, Marvin tidak pernah sekalipun membantah ucapan Mama dan Papa. Ia selalu menjadi anak penurut yang mengiyakan petuah tetua. Tapi, hari ini Marvin keluar zona nyaman. Ia ikut dalam misi kabur-kaburanku ke Bogor. Misi untuk menemui kunci utama, orang penting yang bisa membantuku untuk terlepas dari perjodohan konyol ini. Ehm, dia adalah pacarku. Namanya Adimukti Darsana. Kekasih yang telah aku pacari selama empat tahun. Jarak usia kami hanya dua tahun, tapi ia sangat mengayomiku.
Baca selengkapnya
04 | Dunia Telah Runtuh
"Mei ..." lirihnya lagi saat aku tak bergeming di tempat. Aku tak ingin menangis. Tak akan kubiarkan buram di mataku terjatuh di pipi, setidaknya jangan di sini  Tak akan kubiarkan setetes air katapun terjatuh untuk menangisi lelaki yang berkhianat dan meniduri wanita lain. Aku tidak sebodoh itu untuk menangisi perselingkuhan dan pengkhianatan Adimukti Darsana. Aku tidak mau terlihat semakin kalah dan menyedihkan di hadapan bajingan ini. Kak Adi masih mematung di tempat. Tapi mulut yang ia gunakan untuk mencium wanita lain itu masih sanggup memanggil namaku tanpa rasa bersalah dan dosa. Ewh, najis! "Mei, aku gak mau kita putus dengan ribut-ribut." Brengsek, ia bahkan telah memutuskan hubungan ini tanpa diskusi denganku. Aku baru sadar jika selama ini Adi mendominasi hubungan kami, ia selalu mengambil keputusan tanpa memikrmikan perasaanku. Ah sepertinya aku dulu dibutakan cinta dan perasaan nyaman sampai me
Baca selengkapnya
05 | Lagi-lagi Kamu!
"Gila lo cantik banget, Mei!" puji Naya saat melihat presensiku. Gaun coklat pastel selutut yang kukenakan nampak sempurna, seolah tercipta untuk menghiasi tubuhku. Meski bagian punggungnya sedikit terbuka tapi aku tak memungkiri bahwa kini aku nampak seperti putri-putri Disney. Jika saja keluarga Haji Syamsudin tahu aku memakai dress ini pasti mereka langsung menyebutku kebarat-baratan dan memancing fitnah. Huh, dasar kolot! "Perasaan kalo gue pake ini, gaunnya jadi biasa aja, kenapa kalo lo pake jadi kelihatan mewah gini sih, ih sebel!" lanjutnya. "Bikin iri aja deh lo!" Naya memang seorang fashionista, ia menyukai gaun dan pakaian yang dikeluarkan oleh rumah mode ternama. Kadang suaminya sampai geleng-geleng kepala dengan kebiasaan shopping Naya yang suka tidak lihat dompet. Dari semua gaun pesta di walking closet miliknya, Naya memilihkan gaun yang kukenakan saat ini. Tak tanggung-tanggung, gaun ini pernah masu
Baca selengkapnya
06 | Tawaran Menggiurkan
06 | Tawaran Menggiurkan   Aku membeku saat ia menyebutkan kejadian di cafe kemarin. Saat aku menangis lantaran gagal mendapatkan beasiswa dan putus dengan Adi.   "Kamu pikir saya gak tahu kamu nangis sambil terisak minta dinikahi sama siapa itu namanya? Park Jaelani?" Ia berkata ketus.   "Kamu kok tahu?" tanyaku. Siapa sebenarnya dia?   "Yang ngasih kamu hoodie itu saya," ucapnya ketus.   Hah, cowok yang aku puji romantis itu ternyata dia? Gila! Konspirasi macam apa ini!   Belum sempat aku membalas, Naya sudah kembali dengan cengiran. "Ciye, udah ngobrol bareng," goda Naya.   Aku tersenyum ambigu berharap Naya berhenti menggoda kami.   "Ini namanya Meilavia, sepupu gue yang dari Jakarta," ucap Naya mengenalkanku pada sosok yang sejak pertemuan pertama benar-benar tidak memiliki kesan baik terhadapku.
Baca selengkapnya
07 | Terdesak Ancaman
Bogor sampai Jakarta kulalui dengan banyak termenung. Melamun menatap mobil yang berpapasan dengan mobil milik Marvin. Melihat lampu-lampu jalanan ketika kami berada di lampu merah dengan  diiringi lagu depresi yang terputar di radio. Aku menghela napas, menghadapi semua ini. Bisa tidak aku menjadi cendol saja? Atau menjadi ayam suwir di bubur ayam? Atau barangkali remahan rengginang? Hidup sebagai anak perempuan yang dijodohkan lebih sulit dari pada hidup sebagai kucing peliharaan tetanggaku. Aku meringis sedih, betapa gilanya hidupku selama satu minggu ini. Jungkir balik dengan semua serangan fakta dan kenyataan yang menamparku keras-keras. Semua hal ini seolah menyadarkanku bahwa aku tidak boleh bahagia. Bahwa genre hidupku adalah angst dan penuh dengan derai air mata dan kesedihan. Sinetron di stasiun televisi ikan terbang saja masih ada bahagianya sedikit. Hah, pengen sambat tapi aku sudah sambat sedari tadi bukan?
Baca selengkapnya
08 | Kunjungan Mengejutkan
Gamis merah muda dan hijab dengan warna senada tergantung di dinding kamarku. Aku yang masih memakai mukena usai sholat subuh memandang gamis itu jengah. Kenapa modelnya persis seperti seragam ibu-ibu pengajian? Ah, apakah aku harus mengenakannya saat keluarga Satria nanti bertandang? Aku segera melepas mukenaku, melipatnya dan menggantungnya di hanger bersama sajadah. Kuraih ponselku dan melihat chat terakhir dari Tresna. Tresna Kartadinata :Saya siap-siap berangkat ke Jakarta. Meilavia Cokroaminoto :Kamu gak lupa dengan pesan-pesanku kan? Tresna Kartadinata :Kita akan melakukannya sesuai rencana. Kita?  I. T. A. Kita
Baca selengkapnya
09 |  Kok Gak Bilang?
  "Kamukokgakbilangkalopunyapacar?" "Hah?" "Kamu itu loh gak bilang kalo punya pacar?" "Hah, apa Pa?" "Marvin, Papa tanyanya ke Mei, bukan ke kamu. Jangan ikutan jadi keong kamu!" hardik Papa setengah kesal. Melirik tajam ke arahku dan Marvin yang kompak mengerjap setelah kami berdua cosplay keong. Bagaimana tidak jengkel, dua anak kembarnya mendadak cuma bisa hah-heh-hah-heh seperti tukang keong. Marvin entah kesambet apa malah ikut-ikutan. Kadang kami sama-sama bego. "Maaf, Pa," tukas Marvin kemudian menunjukkan senyum terbaiknya seraya menyugar rambutnya yang mulai memanjang, pamer jidat seperti sedang photoshoot. Gaya ini sering ia salah gunakan, contohnya seperti saat ini, dengan kekuatan good looking ia akan meluluhkan perasaan jengkel Papa. Papa mencebik, menunjukkan ekspresi kes
Baca selengkapnya
10 |  Mama Dan Papa Terpukau!
Pertanyaan bagaimana cara Tresna merayu Papa benar-benar membuatku penasaran. Papa itu tipikal orang yang kaku, tidak peduli apapun selain dengan berita di televisi dan kopi hitam di awal harinya. Papa selalu terlihat datar dan flat seperti jalanan tol. Selalu bersikap netral dan cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitar. Mana pernah Papa marah, senang, dan sedih berlebihan. Untuk ukuran orang normal Papa sedikit lebih diam. Heran sekali kok bisa menikah dengan wanita cerewet seperti Mama. Aku baru melihat Papa berlinang air mata bahagia saat Mama berhasil siuman setelah melahirkan Alan. Mama sempat koma beberapa  hari akibat komplikasi melahirkan adikku itu. Beberapa hari ayah tidak menunjukkan ekspresi apapun dan hanya menepuk-nepuk bahuku dan Marvin bergantian saat kami menangis karena menguping pembicaraan dokter perihal keadaan Mama yang semakin kritis. Mendengar kalimat meninggal membuat kami menangis sesenggukan. Saat itu Pap
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status