Share

12. Algojo

Nyaringnya decit para tikus semakin membuat jengkel seorang pria berbadan tegap. Berkali-kali dia mengorek telinga, tidak betah berada di sana. Namun, segala informasi harus langsung masuk ke telinganya. Hanya dia seorang. Tidak boleh ada yang terlewat, apalagi sampai bocor ke tangan orang lain.

Gedung bekas pusat perbelanjaan itu tak membiarkan cahaya bulan masuk. Membuat separuh tubuh pria itu tertelan kegelapan.

Ada orang lain yang berada di sana. Satu pria lainnya, tapi dalam versi yang menyedihkan. Melirih. Bersimpuh. Harga dirinya telah sepenuhnya hilang begitu dia bersujud di depan sepatu hitam mengkilat si pria tegap.

“Katakan! Kenapa dia bisa muncul di tempat itu? Bukankah kamu bilang aturan tidak memperbolehkannya?” geram si pria tegap.

“A-am-ampun, Tuan. Sa-sa-saya juga tidak mengerti. Semua arahan waktu mendadak kacau. Entah apa yang terjadi pada drone, sehingga kemunculannya saat lambat. Saya tidak—”

“DIAM!” Sepatu itu menghantam wajah si pria menyedihkan.

“Bukan itu yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status