Share

13. I am not easy

Dua jam sebelumnya . . .

Merin menyipit sambil mengigiti telunjuk. Tanpa beralih dari Eldric yang berlagak sibuk menyiapkan sarapan. “Hmm, aku yakin dia dalam kondisi sadar,” gumamnya sendirian.

Hanya dua lapis sandwich saja seharusnya tidak menyita waktu lama. Pria itu sengaja mengulur-ngulur waktu supaya cepat pukul delapan, jadi dia bisa langsung bekerja.

“Argh, Profesor!” teriak Merin membuat Eldric berhenti bolak-balik.

“Apa? Kamu sudah hilang kesopanan ya?” gerutu Eldric.

Merin berdecih. “Lagi pula, usia kita tak jauh berbeda,”

“Tapi, tetap saja—”

“Argh, cepat beritahu aku! Tadi malam kamu benar-benar mabuk atau tidak?????” rengeknya. Ia menghampiri Eldric dengan menghentak-hentakan kaki.

Eldric mengatupkan bibir, nada bicaranya melembut. “Sudah kubilang, aku mabuk.”

“Jadi, kamu benar-benar tidak ingat?” tanya Merin lagi, “bohong! Pasti kamu ingat,”

“I-i-ingat apa?” Eldric tergagap, menjauhi Merin yang mencondongkan wajahnya

“Chu????” celetuk Merin. Eldric mengangkat alis. “Chuu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status