Share

16. Him

Sepasang bola mata menyala di balik pria berkepala rusa itu. Terselip tatapan nanar di dalamnya, dirancang penuh rasa muak, serta kesadisan. Manusia. Merin tahu pasti dia manusia. Caranya berkedip, deru napasnya, pergerakan dadanya—sebuah cerminan bagaimana manusia hidup.

Namun, gadis itu tidak yakin apakah dia sungguhan atau hanya tipuan hologram. Besar kemungkinan, mereka telah menyewa manusia lain. Mengingat peristiwa tempo hari membuat manusia hologram terlalu beresiko dalam masa pengujian.

Mendadak dalam satu entakan, jemari si pemburu mencengkeram leher Merin, mendorongnya hingga menghantam permukaan kaca. Gadis itu merasa linu seketika, tapi dia menahan erangannya. Sebab, para rusa itu bisa kapan saja memperumit suasana.

Napas Merin mulai tersendat dan terbatuk-batuk.

“Apa yang kamu inginkan?” tanya gadis itu dengan parau. Tanpa berhenti meronta, ia mencoba mengambil celah un

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status