Share

Part 23–Dipecat

"Katakan ada perlu apa."

"Anu, Dek. Abang ...." Dia menunduk seraya menggaruk kepalanya. "Abang dipecat dari kantor beberapa hari yang lalu," lirihnya dengan tatapan sendu.

"Dipecat? Kenapa?" tanyaku kaget.

Bang Leon menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya pelan dengan wajah menengadah ke atas.

"Abang ketahuan terlibat korupsi, Dek."

"Apa?!" sahutku kaget.

"Enggak besar, Dek. Hanya seratus juta saja."

"Enggak besar kata Abang?" Aku tertawa miris. "Seratus juta itu bukan uang yang sedikit, Bang. Mau seribu perak pun yang namanya korupsi, ya, tetap korupsi! Abang kenapa bisa sampai meelakukan hal bodoh itu, sih? Sejak kapan Abang berani ambil uang haram?" cecarku dengan tatapan tajam.

"Abang terpaksa, Dek. Abang juga enggak pernah berniat melakukannya."

"Lalu?" desakku geram.

"Mira, Dek. Mira selalu nuntut ini itu. Uang gajian Abang selalu habis untuk foya-foya. Dia selalu beli barang-barang mahal yang harganya bikin Abang syok."

"Ya, jangan Abang turutin, dong! Abang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status