“Kenapa kamu harus bohong, Mas? Sedangkan semua orang melihatmu mengajakku keluar makan siang hari itu.” Lili menangis tersedu, dihadapan Dirham dan ayahnya.Dirham yang terima permintaan pak Subroto, tentu saja menyangkal mati-matian tuduhan yang ditujukkan padanya.“Astagfirullah, saya tidak tahu rencana, Mbak apa sama saya, hingga begitu tega menfitnah saya.” Geram Dirham melihat sandiwara perempuan yang senang berpakain cukup terbuka ini. sementara pak Cipto yang melihat kesedihan putrinya, jadi ikut geram melihat penolakan Dirham. Pak Cipto yang tadinya tak terlalu percaya dengan cerita yang disampaikan putrinya, sekarang malah dirinya yang ingin memaksa Dirham untuk segera menikahi Lili, anak perempuan satu-satunya yang sudah yatim sejak SMP ini.“Terserah, Mas Dirham aja, mau terus menyangkal atau tanggung jawab sama aku, yang jelas banyak saksi yang melihat Mas bawa aku ke hotel Bintang hari itu.” Lili menyeka air matanya, yang hebatnya seperti tak ingin berhenti mengalir.“Ba
Dirham kalut, seolah semua menyalahkan dirinya. Bahkan pak Safri, asistennya yang cukup tahu tentang lika liku kehidupan rumah tangga Dirham, seolah bungkam, enggan membela. Padahal pembicaraannya dengan pria empat puluh lima tahun itu tempo hari tentang perselingkuhan dan tentang tabiat Lili sendiri, Dirham rasa bisa membuat pak Safri percaya dengan kata-katanya. Namun nyatanya asistennya itu bungkam dengan ekspresi yang tak bisa ditebak. Setelah mendengar ancaman pak Cipto padanya, Dirham balik menantang orang tua itu, bila dirinya akan membuat malu orang tua dan putrinya. tak perduli jika Dirham dianggap kurang ajar. sebab tuduhan pelecehan yang dilayangkan padanya sungguh melukai jiwa lelakinya. Seketika Dirham kembali merasa bersalah pada Kumala, ia tahu cepat atau lambat, istrinya itu harus tahu tentang kebohongan yang Lili buat dan Dirham takut Kumala salah paham lalu bertindak nekat.“Maaf pak Dirham, saya tidak tahu harus percaya pada siapa, namun semua pekerja melihat pak
“Ada apa, Yah?” Lili keluar dengan wajah yang sudah lebih segar setelah mandi tadi.“Ayah mau bicara sebentar.” Pak Cipto memberi kode pada anaknya agar mengikuti langkahnya ke bawah. Tampak mbok Min, pekerja rumah tangga mereka berjalan dari dapur membawa secangkir kopi pahit untuk tuannya. Semenjak perceraian pak Cipto dan istrinya, pelayan paruh baya itulah yang melayani makan minum untuknya.Tak ada lagi pertanyaan “Mas mau dimasakin apa sebentar? Atau suka nggak menunya? Bahkan istrinya dulu akan minta dipeluk setelah seharian memasak di dapur. Tak ada lagi semua itu, tak ada lagi kemanjaan dari istrinya tak ada lagi pelayanan paripurna untuknya. Semua sirna setelah Marina, gadis pemandu karaoke yang membuatnya tergila-gila memilih menikah dengan pria yang lebih kaya darinya.Lili memperhatikan ayahnya yang nampak menerawang sesaat. Terlihat gurat lelah dan sedih di wajah tua ayahnya. Namun Lili memilih abai. Bukankah ini yang diinginkan ayahnya, setelah bercerai dari ibunya seng
Bu Mutia baru saja selesai mencuci piring bekas makan ibunya, saat didengarnya satu nada pesan masuk di ponsel sederhana yang dibelikan putrinya tahun lalu. Wanita empat puluh delapan tahun ini melihat ke kamar ibunya sebentar, hendak memastikan apakah beliau sudah tidur atau belum, sebelum ia sendiri masuk ke kamar sederhana di rumah orang tuanya ini.Bu Mutia ini sudah empat puluh delapan tahun, namun kecantikannya masih begitu terjaga, tanpa polesan make up berlebih, juga tubuhnya tak gemuk juga tak kurus. Bahkan banyak orang yang mengira jika bu Mutia ini masih berumur tiga puluh lima. Bila jalan bersama Lili pun orang yang tak mengenal akan menyangka mereka adalah kakak adik, bukan ibu dan anak, apalagi keduanya jarang bersama.Semua kehidupan mewah, ponsel mahal, makanan yang enak-enak, perhiasan emas bahkan atm, bu Mutia tinggalkan semua, saat pak Cipto memilih menikah dengan selingkuhannya. Meski pernikahan itu tak terjadi, namun pak Cipto pernah begitu gilanya dengan wanita
Pak Ronald yang duluan tiba di lokasi proyek,padahal para pekerja dan pak Safri menunggu Dirham. Namun tak ada yang tahu dua hari yang lalu Dirham menemui pak Ronald dan menceritakan semua tentang kelakukan gila putri pak Cipto padanya.“Bahkan proyek kita akan di gagalkan,Pak.”“Siapa yang bilang pak Dirham?” tanya pak Ronald, ikut geram mendengar penuturan Dirham. Tak menyangka anak pak Cipto akan bertindak nekat seolah tak ada rasa malu sebagai perempuan.“Pak Cipto sendiri yang mengancam saya, Pak, dihadapan putrinya minggu lalu.”“Baiklah, pak Dirham tolong cari bukti di hotel Bintang, kebetulan hotel Bintang itu masih punya ipar saya, nanti saya berikan kontaknya, bila pak Dirham ingin lapor polisi, nanti saya akan bantu, kita bisa pakai pengacara perusahaan.”Dirham terharu, tak menyangka bosnya yang nampak slengean bila berhubungan dengan urusan perempuan, ternyata akan membantunya keluar dari masalah. Bagi pak Ronald sendiri, seorang laki-laki, bermain-main sedikit di luar ta
Lili masih meraung histeris saat pak Cipto tiba di kantor polisi. Wanita ini tak menyangka bila cinta butanya pada Dirham harus membuatnya berakhir di kantor polisi. Dulu saat masih bersama mantan suaminya, laki-laki itu selalu menuruti keinginan dan kehendaknya, hingga Lili merasa begitu mudah mendapatkan apa yang diinginkan, Lili pikir Dirham ini seperti mantan suaminya yang bisa ia atur kiri kanan dan semau hatinya, meski pada akhirnya mereka harus berpisah, sebab diam-diam mantan suaminya itu memiliki wanita idaman lain. Siapa juga yang tahan dengan istri egois seperti Lili ini.Dua orang polisi wanita tadi membawa Lili ke ruang belakang, agar wanita ini bisa tenang.“Kayanya stres ya,” Polwan berhijab coklat itu bertanya pada rekannya.“kaya depresi, harus ditangani psikiater sepertinya.”“Stres makanya bikin ulah sama pak Dirham, katanya sih gara-gara jatuh cinta sama teman SMA ku itu.”Lalu kedua polwan itu kembali mengawasi Lili, sesekali keduanya berusaha menenangkan wanita i
“Saya benar-benar minta maaf, Mas Dirham. Putri saya suah melakukan kesalahan yang fatal dengan coba masuk kedalam rumah tangga Mas Dirham. Saya juga mohon maaf pada istri mas Dirham, tolong maafkan putri saya, Mbak.” ucap pak Cipto penuh permohonan, sebab andai Dirham tak memberi maaf dan mencabut laporannya, putrinya jelas akan mendekam di penjara minimal tiga bulan, dan tentu Lili akan bertambah depresi di balik jeruji besi. Belum lagi rasa malu yang harus ditanggung.“Insya Allah saya maafkan, Pak. Asal putri bapak berjanji tak menganggu saya lagi.” Dirham mengucap itu sambil menggenggam jemari Kumala. Sementara Kumala yang merasa pusing sejak kemarin lebih banyak diam hari ini.“Saya janji akan menjaga dan menasehati putri saya, mas Dirham.” Pak Cipto merasa kecil di hadapan Dirham hari ini. “Saya mohon Mbak sudi, memaafkan putri saya.” Mohon pak Cipto pada Kumala sekali lagi.“Insya Allah saya maafkan, Pak.” Jawab Kumala dengan dengan lembut. Wanita ini bisa merabai rasa malu y
“Lili, kenapa bisa sampai di kantor polisi begini, Nak?” Bu Mutia ikut berlinang air mata melihat kondisi putrinya yang nampak berantakan.“Lili dilaporin sama Mas Dirham, Bu.” Lili tersedu, air mata yang jatuh di pipinya di hapus dengan sayang oleh sang ibu. Bagi orang tua, seorang anak meskipun sudah besar dan sudah berkeluarga, di mata mereka anak itu tetap seperti anak kecil.“Ibu belum tahu ceritanya yang sebenarnya bagaimana, Nak.” Bu Mutia memeluk lagi putrinya dan menciumnya. Perlakuan sayang itu tak luput dari penglihatan pak Cipto. Rasanya terharu juga melihat mantan istrinya datang dan memeluk putrinya di depan sana.Pak cipto menghela napas sebentar kemudian berjalan menghampiri putri dan mantan istrinya. Terlihat diatas sana, langit semakin tak ramah sore ini. pak Cipto berinistiatif untuk mengajak keduanya pulang.Pak Cipto berdehem sebentar, agar keduanya menyadari kehadirannya di antara ibu dan anak itu. Pak Cipto,mmm sedikit gugup melihat lagi mantan istrinya yang nam