Share

Bab. 61

Waktu berjalan begitu pantas dan layak bagi Sawitri dan Burhan. Setiap dari mereka sudah memilih jalan hidupnya masing-masing. Mulai kemarin dan mungkin seterusnya, keduanya buka lagi suami istri yang halal untuk bersentuhan.

Sawitri memilih menepi dan menjauh dari kehidupan yang dulu menyakitinya. Diam-diam berusaha membangun kebahagiannya sendiri dan mengejar cita-cita yang menjadi mimpinya selama ini. Tak ada lagi air mata, meski sesekali bayangan menyakitkan itu datang menghampiri. Diduakan di depan mata, tentu sakit yang tak terkira bagi wanita yang sudah berkeluarga.

Dua hari yang lalu adalah sidang perceraian antara Sawitri dan Burhan. Ketukan palu sungguh melegakan keduanya. Bagi Sawitri, Ketukan palu itu menandakan kebahagiannya sebab terlepas dari mertua yang nyinyir bin jahat dan terlepas dari suami yang menduakannya. Selama ini Sawitri memendam sedih dan amarahnya dalam diamnya.

Sementara bagi Burhan, ketukan palu kemarin menandakan bila ia akan segera menjemput kebahagiaa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status