Share

Bab 44. Kedatangan Ular

Benar dugaanku, kalau Mama Desti ada hubungan spesial dengan Rifat, nggak mungkin kalau ia membantu sampai segitunya, tapi ia bicara dengan siapa barusan?

Tangan Mas Arlan mengepal, ia tidak sabaran, dan kali ini tidak mampu mengendalikan emosinya. Nasi goreng masih banyak pun tidak ia singkirkan, seakan-akan memang sudah tidak napsu lagi menelan makanan.

"Pokoknya saya bayar pengacara supaya tahu gimana caranya kasus ini tidak akan dibuka kembali," cetus Rifat lagi. Kemudian telepon ia matikan setelah orang yang diseberang sana mendengar semua perintahnya.

Aku tetap di kursi, tidak menghampiri Rifat dan menanyakan maksudnya. Sebab, ia orang berbahaya yang selalu ada di antara peran Mama Desti selama ini.

Kulihat ia bangkit dari duduknya, tampaknya tidak jadi bertemu dengan orang yang ia ajak bicara di telepon tadi. Mas Arlan pun sontak membuka masker ketika dipastikan Rifat tak berada di restoran kecil ini.

"Sepertinya Rifat tadi mau ketemu pengacara, tapi batal, makanya ia kesa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status