Share

Bab 32

"Bukan begitu, Syahdu. Aku tahu kamu berprinsip bahwa tidak ada kata paksaan dalam cinta, sebenarnya aku juga mikir gitu. Hanya saja kalau gak terbiasa dan sama-sama menjaga jarak, apakah kemungkinan besar cinta itu tumbuh atau justru terasa asing?"

Syahdu tidak menjawab, tetapi melanjutkan pekerjaannya. Dia sendiri masih bingung kenapa perlu dicintai sementara cinta sendiri tidak membutuhkan balasan jika benar tulus.

Dia memijit kening memikirkan sesuatu yang belum pasti, sementara seharusnya sibuk mengumpulkan bekal. Akan tetapi, bukankah berusaha akur dengan suami agar bisa berbakti padanya juga sebuah pahala karena surga istri ada pada suaminya?

"Mbak, aku ... mau sholat dan tidur siang. Apa Gus Hanan sudah ndak di rumah?" tanya Syahdu setelah mendengar adzan berkumandang.

"Cek aja, kalau mas Hanan ada juga gak apa-apa."

"Ndak bisa aku, Mbak."

"Syahdu, aku lagi mager banget. Lagian kenapa juga kalau ada mas Hanan, dia kan suami kamu. Kalau diapa-apain juga dapat pahala."

Gadis itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status