"Apakah kamu sudah menyiapkan materi terbaik untuk presentasi nanti?" Manager pemasaran dan penjualan mendekati Aisyah untuk melihat sejauh mana persiapan presentasi karyawan barunya setelah kemarin menyelesaikan laporan administrasi pemasaran dengan sangat baik."Sudah, Pak!" Aisyah berdiri tanda hormat sambil tersenyum."Bagus! Bersiaplah sebentar lagi kita akan melakukan meeting, tolong berikan yang terbaik untuk departemen kita!" Manager pemasaran masih nampak ragu dengan kemampuan Aisyah. Apalagi mengingat Aisyah adalah karyawan barunya di perusahaan ini."Tenang saja, Pak! Aku jamin Claudia pasti bisa melakukan tugasnya dengan baik!" Bu Niken menepuk pundak Aisyah. Sementara Aisyah hanya tersenyum simpul sambil membereskan berkas yang sudah di siapkan sebelumnya sebagai materi nanti."Sebaiknya kita keruang meeting sekarang! Lima menit lagi meeting nya dimulai!" Bu Niken mengajak Aisyah menuju ruang meeting dengan manager pemasaran di depan mereka.Aisyah menatap ruangan demi ru
"Rendra! Booking meja di Megamall resto untuk nanti sore!" Mahesa Bagaskara memberi perintah kepada Rendra."Bos mau makan dengan siapa? Kalo nggak ada teman, asisten mu ini sangat siap kalo di ajak serta!" kekeh Rendra yang dibalas suara gebrakan tangan Mahesa di meja."Pantes belum laku! Galaknya nggak ketulungan!" Rendra mengejek Mahesa lalu segera mematikan sambungan telpon. Rendra nggak mau suara bariton Mahesa berubah akibat memaki dirinya di telpon.Dengan cepat Rendra melakukan reservasi kepada pihak Megamall resto.Sementara Mahesa tersenyum sendiri di ruangannya. Kala memeriksa minicam yang dipasang di departemen pemasaran.Dirinya merasa senang melihat Aisyah berhasil mengambil hati rekan setimnya. Bahkan berhasil melakukan presentasi terbaik hari ini."Tunggu! Kenapa wanita ini mengaku sebagai Claudia? Harusnya ia mengatakan identitas sebenarnya dan menempati ruangan direktur utama?" Mahesa baru menyadari kalau Aisyah tengah menyamar dengan menjadi karyawan di perusahaan
"Keren Claudia! Baru seminggu masuk kerja udah bisa bawa kita dapet bonus, guys!" Nuri si paling heboh menggoyangkan badan Aisyah yang tengah bersiap di belakang kemudi."Lebih keren lagi kita bisa ngerasain duduk di mobil mewah kek gini! Duh mimpi apa gue semalam? Udah dapat bonus, dapat makan gratis, pake mobil mewah lagi!" Nuri terus nyerocos diikuti teriakan dari beberapa teman dari belakang."Berisik tau! Tuh lihat karyawan lain pada ngeliatin kita!" Aisyah tersenyum kepada rekan setimnya. Ia melajukan mobilnya mengikuti mobil manager pemasaran dan Bu Niken."Claudia, ajakin kita ke rumah Lo dong! Secara mobil Lo aja udah keren begini, gimana dengan rumahnya? Pasti kek istana di sinetron-sinetron bucin itu!" rekan yang lain dibelakang ikut nimbrung."Rumah gue kecil, ini cuma mobil sewaan doang!" Aisyah tersenyum sambil tetap fokus ke jalanan."Nggak mungkin lah.. mana cukup gaji kita buat sewa mobil mewah kek gini, ya kan teman-teman?" Nuri kembali nyerocos. Kayaknya gatal aja
"Pelayan! Juice jeruk satu!" Mahesa mengangkat tinggi tangannya memberi kode pelayan yang tengah sibuk menata minuman dan dessert di meja Aisyah dan kawan-kawan."Baik, Pak! Ada tambahan lagi?" pelayan itu berdiri disamping Mahesa."Juice jeruk aja! Jangan terlalu manis!" Mahesa menutup buku menu yang dipegangnya. Matanya kembali fokus mengamati keseruan Aisyah dan yang lainnya makan bersama."Aisyah, wanita yang beda!" Mahesa tersenyum dengan tatapan tak lepas dari wajah cantik Aisyah. Menatap Aisyah merupakan candu baru baginya saat ini. Entah secara langsung atau hanya di video, Mahesa akan selalu menyempatkan waktu menatap Aisyah. Apalagi disaat mood dirinya sedang buruk.***"Bro, bahan ice koffie habis! Sedangkan CEO Abimana Group menginginkan ice koffie sekarang!" peracik minuman panik saat menyadari bubuk kopi untuk membuat ice koffie habis tak bersisa."Tunggu! Bukankah itu ice koffie?" perlahan ia mendekati gelas ice koffie yang tergeletak di meja dekat kulkas besar di area
"Cepat angkat tubuh pria ini!" security Megamall resto memberi perintah kepada temannya. Dibantu dua orang satpam dan satu orang pelayan resto, tubuh Abimana di angkat lalu dibaringkan di ruang karyawan.Beruntung, pihak Megamall dan resto memiliki tenaga kesehatan sendiri untuk menjaga kesehatan para pegawainya."Tolong buka sepatu dan dasi pria ini!" dokter mulai memeriksa tubuh Abimana yang terkulai lemas."Dia mengalami keracunan akibat obat pencahar yang dicampurkan ke dalam minuman atau makanannya!" dokter itu bergumam namun sangat jelas di dengar oleh Abimana. Dalam keadaan lemah dan mata terpejam, Abimana merasa geram merasa ada orang yang ingin mencelakainya.'Akan ku usut tuntas kejadian ini!' gumam Abimana dalam hati. Nafasnya mulai teratur setelah dokter melonggarkan pakaiannya."Anda bisa mendengar saya, Pak?" dokter mencoba menggoyangkan tubuh Abimana pelan."Iya, dok!" tanpa membuka mata Abimana mencoba menjawab pertanyaan dokter yang merawatnya."Anda harus segera min
"Anterin gue dulu Clau, please!" Nuri melipat tangan di dada memasang wajah memelas."Mending gue dulu! Jarak rumah gue dari sini udah deket kok!" teman Aisyah yang lain ikut menyela."Duh! Jangan berisik dong! Gue nggak fokus nih nyetirnya!" Aisyah mendelik ke arah mereka sebal. Dirinya masih kesal karena harus berhadapan dengan Abimana ditambah lagi teman-teman yang berisik."Clau, lihat deh! Di depan sana banyak polisi, ada apa ya?" Nuri tiba-tiba melunakkan nada bicaranya menunjuk ke arah depan."Permisi, Bu!" tiba-tiba seorang anggota polisi mengetuk kaca mobil Aisyah."Iya, Pak!" Aisyah tersenyum kemudian menurunkan kaca mobil."Ibu tidak lihat kalau jalan ini diberlakukan aturan ganjil genap?" tanya anggota polisi tersebut ramah."Oh My God!" Aisyah bergumam sambil menepuk keningnya."Tidak, Pak! Memangnya hari ini plat mobil apa yang boleh melintas?" Aisyah mendadak panik."Hari ini tanggal ganjil, Bu! Sedangkan nomor plat mobil ibu genap!" petugas polisi memberikan penjelasan
Berkat presentasi yang dilakukan Aisyah kemarin, Aisyah dilibatkan langsung dalam semua hal mengenai proyek pemasaran produk properti Abimana Group.Ia juga ditunjuk menjadi leader dibawah pengawasan Bu Niken.Hal ini tentu saja tidak di sia-siakan Aisyah untuk mencari tau mengenai berkas dan dokumen perusahaan sejak dipimpin Abimana saat masih menjadi suaminya. Meskipun sulit mencari dokumen yang telah tertumpuk beberapa tahun lalu, tetapi Aisyah tetap semangat demi misi balas dendamnya kepada Abimana."Claudia, saya minta report plan marketing yang kamu presentasikan kemarin. Saya tunggu di meja kerja saya sore ini!" instruksi Manager Pemasaran kepada Aisyah dengan suara lembut."Baik, Pak! Sesuai permintaan anda!" Aisyah mengangguk sambil tersenyum kepada atasannya."Satu lagi, tolong berikan ini kepada bagian arsip! Hari ini Bu Niken ikut dengan saya meeting jam sembilan, jadi ini saya percayakan sama kamu!" Manager pemasaran itu menyerahkan dokumen kepada Aisyah."Jangan lupa ya
"Claudia, Lo ditunggu manager!" Nuri berteriak setelah kembali ke meja kerjanya."Siap, Bosque!" Aisyah berlagak hormat kepada Nuri. Ia membawa laporan yang diminta manager nya.Tok-tok-tok, Aisyah mengetuk pintu ruangan manager pemasaran."Masuk!" terdengar jawaban dari dalam. "Saya mau memberikan laporan plan marketing saya, Pak!" ucap Aisyah sambil membungkukkan badan sedikit."Baik, simpan di meja! Nanti akan saya pelajari!" manager pemasaran itu hanya memberi instruksi, nampaknya ia masih sangat sibuk dengan lembaran kertas di hadapannya."Iya, Pak!" jawab Aisyah. Map berisi laporan itu ia letakkan di meja kerja manager. Aisyah lalu pamit keluar ruangan.Bugh, tubuh Aisyah bertabrakan saat membalikkan badan meninggalkan ruangan manager."Claudia?" tatapan mesra Abimana bertemu dengan Aisyah. Abimana memperlihatkan senyum manisnya kepada Aisyah.Aisyah yang menyadari bertabrakan dengan Abimana cepat berdiri tegak kembali. Ia hanya tersenyum tipis saat mata mereka beradu pandang.