Share

Part 22. Luna menghajar Bunga.

POV. Aksa

Aku pun mencari cara, agar istriku segera pergi. Agar kami tidak perlu menonton adegan demi adegan yang mirip dengan kisahku itu.

"Sayang, kayaknya aku sudah bisa berjalan tanpa pakai kursi roda. Tapi harus memakai alat bantu. Kamu bisa, belikan kruk?" tanyaku.

Selain karena aku ingin istriku segera pergi, aku juga ingin segera bisa berjalan tanpa kursi roda. Aku ingin segera bisa bekerja. Akan kuberikan semua uangku kepada Luna. Tak akan lagi kuberikan kepada Bunga, seperti hari-hari sebelumnya. Tidak akan lagi aku memberikan ruang di hatiku, untuk mantan pacarku itu.

"Iya, Mas, nanti aku belikan. Di pojok jalan sebelah sana, ada tokonya," jawab istriku, meski dengan raut yang dingin.

"Kalau belinya sekarang saja, bagaimana? Takutnya nanti keburu tutup," alasanku.

"Luna, kalau kamu mau beli kruk, biar Aksa di rumah sama Mama. Pergilah, tidak apa-apa," Mama menimpali.

Luna pun berdiri dengan malas. Dia berjalan ke kamarnya. Mengambil tas selempangnya.

"Sayang, uangnya ambil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status