Share

Part 44D

Arlan diam. Dia menunduk lalu mengusap lehernya. Merasa bersalah menghantui pikirannya.

"Kenapa kamu diam? Terlalu sadis ucapanku?" sindirku.

"Aa-anu ..., Kerongkonganku kering mau minum. Aku ke kantin dulu beli air mineral."

"Dasar pengecut!"

Arlan pergi begitu saja. Aku beranjak dari tempat duduk lalu masuk ke dalam kamar Bu Aisyah.

****

"Bagaimana kabar ibu?" sapaku sambil mencium keningnya.

Aku kembali berdiri kemudian duduk di samping brangkar.

"Alhamdulillah sudah mulai membaik."

Bu Aisyah menatap langit-langit kamar lalu meneteskan air mata.

Aku sempat berpikir, kenapa beliau buang muka setelah aku datang? Tidak biasanya Bu Aisyah seperti ini.

Aku beranjak lalu berjalan mengitari brangkar.

"Ibu kok sedih?" tanyaku lirih.

Bu Aisyah memejamkan mata lalu menuang muka ke arah kiri.

Ada apa gerangan? Apakah Arlan telah melukai perasaan ibu? Aku berpikir keras untuk mencari jawaban dari setiap gerak-gerik ibu mertuaku. Eh, salah deng. Maksudnya mantan ibu mertuaku.

Hanya hening yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status