Share

Part 44C

Arlan gugup dan keringat dingin. Dia tidak tahu harus menjawab apa.

"Ya sudah, kalau kamu tidak mau bicara. Mungkin kamu capek, lebih bagus istirahat saja terlebih dahulu."

Sementara aku, masih tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak ingin pernikahan kedua ini kandas lagi atau pun lebih menderita. Aku duduk termenung di depan ruangan kamar Bu Aisyah. Pikirku melayang tidak terarah. Jiwaku nelangsa.

"Maafkan aku telah menoreh luka di hatimu."

Aku mendongak lalu melihat ke asal suara itu. Setelah melihat raut wajahnya Arlan sedih, aku menunduk lalu menatap lantai.

"Aku tahu kamu masih merah padam samaku. Aku tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi. Sudahi kesedihanmu! Aku mau kamu tersenyum seperti pertama kali aku melihatmu."

Arlan menyodorkan tissu. Namun, aku tidak ada sama sekali menggubrisnya. Apakah aku terlalu egois dan tidak mau menerima perminta maafannya? Atau aku sudah tidak ada lagi rasa percaya kepada seorang pria yang ingin menjadikanku sebagai bidadari surganya? Akh! Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status