Urusan dengan Jenny berakhir. Wanita itu berjanji di depan keluarga Morgan untuk memperbaiki sikap. Semua ia lakukan karena ia memang menyukai Alzard.
Esok paginya, Aurora dan Zack sudah berada di pesawat. Sesuai janji, mereka akan mengunjungi Kakek Viscout.
Dalam penerbangan, Zack menyempatkan memeriksa email-email pekerjaan. Sementara Aurora bersandar santai sambil bermain games pada ponsel Zack.
“Sayang,” panggil Zack.
“Ya?” Aurora menjawab sambil tetap menatap layar ponsel. “Kenapa?”
“Kamu mendapat tawaran lagi untuk photoshoot kosmetik produksi Kak Sacha. Ini aku sedang membaca penawarannya.”
“Oke. Aku tunggu hasil renunganmu saja.” Aurora terkekeh sendiri mendengar pernyataannya.
Tak lama kemudian, Zack menutup laptop. Aurora menoleh menatap suaminya.
“Bagaimana? Boleh aku photoshoot lagi?”
“Boleh. Kak Sacha sendiri yang mengirim email, j
“Kita bisa membatalkannya, jika kamu ingin.” Zack berkata sambil mengamati Aurora yang sedang diberi alat perekam kecil di blusnya.“Kamu sudah mengatakan ini berpuluh kali dan aku akan tetap menjawab sama. Aku harus melakukannya.”“Well, maksudku, kita bisa saja menghindar, bukan?”“Sampai kapan, Zack? Aku tidak mau menyimpan masalah berlarut-larut.”Zack tetap menggeleng. Ia berkata, mereka bisa saja bersikap bahwa masalah ini tidak pernah ada. Yang terpenting sekarang, Trevor dan keluarganya tidak akan berani mendekati Aurora lagi.Namun begitu, Aurora tetap pada pendiriannya. Ia merasa harus bertemu dengan Trevor. Melihat sendiri bagaimana keadaan lelaki tersebut dan mendengar langsung penjelasannya.“Ya, sudah. Aku di ruang sebelah. Hati-hati.” Zack mengecup bibir sang istri sebelum keluar dari ruang pertemuan.Aurora memeluk Zack erat. Menempelkan sisi wajahnya di dada
“Kecuali … jika tanganmu jijik menyentuh kulitku. Mungkin orang lain bisa melakukannya untukmu. Zack pasti mau. Aku pasrah.”Aurora menggeleng samar. “Kamu benar-benar salah menilai kami. Zack bahkan tidak seperti yang kamu duga.”“Yang jelas ia sangat marah padaku, bukan?”Tidak ada yang tidak murka mendengar cerita malam itu. Jika keluarga Trevor bukanlah salah satu petinggi pemerintahan, bahkan semua sahabat Zack akan menyerbu kediaman Trevor.Mereka semua harus membela Zack sengan strategi. Untungnya berhasil hingga Zack hanya sebulan berada di penjara atas hukuman yang tidak pernah ia lakukan.“Ayolah, Aurora. Aku harus bagaimana agar kamu memaafkanku.” Manik mata Trevor kembali mengeluarkan air mata.“Sudah kubilang tadi bahwa aku memaafkanmu.”Dengan terisak, Trevor berkata, “Kenapa kamu begitu baik?”Tidak langsung menjawab, Aurora mengamati perawat meredakan emosi Trevor. Lelaki itu masih beruntung karena keluarganya kaya raya hingga bisa melakukan pengobatan terbaik.Aurora
“Kakek,” sapa Aurora seraya mengintip di balik pintu kamar sang Kakek. “Sudah bangun?”“Apa yang kamu lakukan? Masuklah, Aurora.” Kakek Viscout menggeleng melihat sikap kekanakkan cucunya.Leonora tersenyum. Aurora melirik wanita cantik itu. Di balik senyum manisnya, ia tau ada duka di sana.Aurora naik ke ranjang Kakek Viscout, lalu berbaring miring. Lelaki tua itu sedang menggunakan masker oksigen. Tangan keriputnya terjulur untuk menggenggam tangan Aurora.“Biar aku saja yang menemani Kakek, Leonora. Kamu bisa istirahat atau melakukan hal lain.” Aurora berkata pada Leonora.Wanita cantik itu mengangguk, lalu berpamitan. Tinggallah Aurora berdua dengan sang Kakek.“Kakek, Aurora mau photoshoot lagi. Zack sudah memberi izin.”“Oh ya? Kapan?”“Dua minggu lagi. Kakek mau lihat Aurora difoto?”Dengan rinci, Aurora menceritakan proses pemotretan yang biasanya ia lakukan. Karena pemilik agensi sangat mengenal Zack, biasanya Aurora mendapat keistimewaan.“Zack memberikan banyak syarat dan K
“Kamu mau cuti satu bulan dari tugas sosial kebangsawanan?” Kakek Viscout membaca lembar permohonan cuti Vigor.“Benar, Kakek. Aku mau berlibur sejenak.”Setelah membaca dan menimbang sejenak, tangan Kakek Viscout akhirnya membubuhkan tanda tangan. Seorang asisten kebangsawanan memberikan cap pada kertas tersebut yang artinya, Vigor diperkenankan cuti.“Mau ke mana?” Kakek Viscout mencoba memancing Vigor.“Aku dan sahabatku akan berlibur bersama. Seperti agenda kami setiap tahunnya.”“Beserta para istri?”Vigor menggeleng. Ia mengatakan acara tersebut sengaja mereka tetap adakan meskipun telah berumah tangga agar persahabatan mereka tetap erat.Tahun ini, para sahabat membuat liburan bersama dalam rangka menghibur Vigor.“Mmm … itu sebabnya, Zack meminta adiknya Alzard yang menemani Aurora photoshoot?”“Iya, benar, Kakek. Kami pergi hanya tiga hari. Para suami bucin itu juga tidak bisa terlalu lama berjauhan dengan keluarga masing-masing.” Vigor merujuk para sahabatnya.Kakek Viscout t
“Selamat datang di Pulau Chantal.” Louis melebarkan tangannya saat mereka mendarat di pulau tersebut.Dengan menggeret koper masing-masing, para sahabat mengekori Louis. Lelaki itu memimpin perjalanan menuju villa yang mereka sewa. Lalu tangan Louis terentang lebar.Detik berikutnya, para sahabat melihat Louis berpelukan dengan wanita berpakaian transparan tanpa penutup dada. Rambut keriting panjang berwarna hitamnya tampak menambah keeksotikan pemiliknya.“Louis, senang sekali melihatmu kembali.” Suara wanita itu mendayu mesra pada Louis yang langsung tergelak.Para sahabat mengerutkan kening. Terkejut oleh sambutan yang mereka terima dan tidak mengerti apa yang Louis tertawakan.Elvis berbisik pada Zack. “Gawat ini. Apa Lily tau kelakuan suaminya begini?”“Jangan khawatirkan Louis. Kita seharusnya mengkhawatirkan diri sendiri. Apa pendapat istri-istri kita jika mereka tau kita ternyata berada di pulau yang para wanitanya tidak mengenakan penutup dada.” Zack balas berbisik.Mereka ma
“Louis! Bangun!” teriak Zack sambil menepuk-nepuk kaki sahabatnya yang masih tidur nyenyak.“Hem.” Desahan kecil terdengar dari mulut Louis.“Bangun! Mana Vigor?” Kali ini Elvis yang bertanya dengan nada khawatir.“Tidak ada di seluruh villa. Aku sudah mencarinya!” Zavian yang ditugaskan berkeliling villa mencari Vigor datang tergesa ke kamar Louis.“Kau gila, Louis! Apa Vigor benar-benar bermalam dengan wanita pulau hingga tidak pulang ke villa semalam?” Teriakan Zack tidak membuat Louis bangun hingga membuat ketiga sahabatnya kesal.Zavian dan Elvis memaksa Louis bangun. Mereka menarik lengan Louis lalu mendudukkan lelaki yang masih terpejam matanya itu. Elvis lalu memukul-mukul pipi Louis.“Bangun! Atau kutelepon Lily dan mengatakan padanya bahwa kau menonton stripper semalam!”Louis membuka matanya mendengar ancaman Zack. Lelaki itu memicingkan mata menatap ketiga sahabatnya yang berwajah garang.“Aku tidak tau di mana Vigor.” Dengan suara parau, Louis akhirnya menyahut.“Kau bers
Jenny sampai datang ke luar negeri untuk melihat pemotretan Aurora. Bukan sekedar untuk mendekatkan diri dengan Alzard yang sedang menggantikan Zack. Namun, ia juga merasa memiliki kesempatan untuk bisa berkenalan dengan agensi modelling.Mereka tiba di rumah Zack yang mewah. Lagi-lagi, Jenny berdecak kagum. Dalam hati mendesah, mengapa Aurora sangat beruntung?“Ini rumah Zack dan Aurora. Jika aku dan Mami berada di negara ini, biasanya kami tinggal di sini.” Alzard menjelaskan pada Jenny.Clara menyambut mereka. Ia lalu sibuk bertanya tentang pemotretan Aurora. Alzard memperlihatkan beberapa hasil foto pada Mami-nya.“Cantik sekali putri sekaligus menantu Mami.” Clara memuji Aurora.“Terima kasih Mami yang cantik juga. Aku permisi mau bersih-bersih dulu.” Aurora mencium pipi Clara lalu berjalan ke kamarnya.Jeff, pelayan setia Zack datang dan menawarkan makanan dan minuman ringan. Clara mengangguk lalu me
“Zack, astaga! Aku hampir tidak mengenalimu!”Aurora tersenyum ke arah pria tampan nan gagah yang tengah menunggunya di bandara.Belasa tahun tidak bertemu, Aurora cukup terkejut melihat perubahan kakak tirinya itu.“Kamu juga berubah, Adik Manis.” Zack membalas dengan senyum penuh pesona. Mata hitam legamnya menatap Aurora dengan intens. “Sangat cantik,” tambahnya lagi dengan menyipitkan mata.Dipuji demikian, Aurora tersenyum canggung. Ia tidak menyangka, Zack ternyata bermulut manis. Sungguh kombinasi bahaya, dengan wajah tampannya dan rekening gendutnya.Pria itu kemudian membantu Aurora membawa koper, dan melenggang keluar dari pintu kedatangan menuju mobil.Namun, kening gadis cantik itu mengerut dalam ketika merasakan tatapan dan bisik-bisik orang-orang di sekeliling tertuju pada mereka. Terutama, ke arah Zack yang berjalan tegap di sampingnya.“Kenapa semua orang memperhatikanmu, Zack?”Zack menoleh, ia mengedipkan satu matanya. “Aku terkenal.”Aurora terkekeh. Ia jadi ingat, i