Bagaimana jadinya jika ternyata memiliki kakak angkat yang brengsek, bahkan menawari kenikmatan semalam? Aurora mengalaminya. Aurora diadopsi keluarga Morgan di usia sebelas tahun. Ia tidak pernah bertemu dengan kakak angkatnya yang belajar di luar negeri. Hingga akhirnya pertemuan tersebut terjadi setelah tiga belas tahun kemudian. Zack langsung terpesona oleh kecantikan Aurora. Sifat angkuh Aurora semakin membuat Zack penasaran. Hingga Zack selalu membuat ulah demi mencari-cari perhatian Aurora. Lalu, apa Aurora yang angkuh akhirnya luluh? Apa Zack yang brengsek akhirnya berperilaku baik? Apa mereka jatuh cinta dan direstui keluarga? Baca kisahnya, ya. Jangan lupa, support author dengan komentar positif. Selamat membaca.
Lihat lebih banyak“Kita bisa membatalkannya, jika kamu ingin.” Zack berkata sambil mengamati Aurora yang sedang diberi alat perekam kecil di blusnya.“Kamu sudah mengatakan ini berpuluh kali dan aku akan tetap menjawab sama. Aku harus melakukannya.”“Well, maksudku, kita bisa saja menghindar, bukan?”“Sampai kapan, Zack? Aku tidak mau menyimpan masalah berlarut-larut.”Zack tetap menggeleng. Ia berkata, mereka bisa saja bersikap bahwa masalah ini tidak pernah ada. Yang terpenting sekarang, Trevor dan keluarganya tidak akan berani mendekati Aurora lagi.Namun begitu, Aurora tetap pada pendiriannya. Ia merasa harus bertemu dengan Trevor. Melihat sendiri bagaimana keadaan lelaki tersebut dan mendengar langsung penjelasannya.“Ya, sudah. Aku di ruang sebelah. Hati-hati.” Zack mengecup bibir sang istri sebelum keluar dari ruang pertemuan.Aurora memeluk Zack erat. Menempelkan sisi wajahnya di dada
Urusan dengan Jenny berakhir. Wanita itu berjanji di depan keluarga Morgan untuk memperbaiki sikap. Semua ia lakukan karena ia memang menyukai Alzard.Esok paginya, Aurora dan Zack sudah berada di pesawat. Sesuai janji, mereka akan mengunjungi Kakek Viscout.Dalam penerbangan, Zack menyempatkan memeriksa email-email pekerjaan. Sementara Aurora bersandar santai sambil bermain games pada ponsel Zack.“Sayang,” panggil Zack.“Ya?” Aurora menjawab sambil tetap menatap layar ponsel. “Kenapa?”“Kamu mendapat tawaran lagi untuk photoshoot kosmetik produksi Kak Sacha. Ini aku sedang membaca penawarannya.”“Oke. Aku tunggu hasil renunganmu saja.” Aurora terkekeh sendiri mendengar pernyataannya.Tak lama kemudian, Zack menutup laptop. Aurora menoleh menatap suaminya.“Bagaimana? Boleh aku photoshoot lagi?”“Boleh. Kak Sacha sendiri yang mengirim email, j
Jenny terlihat mengerjap sebentar lalu mengangguk. Setelahnya, wanita itu memilih memperhatikan jalanan di depan mereka.Sampai di supermarket, Alzard meminta Jenny memilih buah-buahan dengan dalih selama ini ia jarang melakukannya.“Biasanya aku pergi dengan Aurora dan dia lah yang memilih. Aku tinggal bawa keranjang saja.” Alzard menjelaskan pada Jenny.“Tetapi, aku juga tidak tau cara memilih buah yang bagus. Kita minta pegawainya saja, ya.”Saat menunggu pegawai mengambilkan buah-buahan, Alzard menemani Jenny mengambil beberapa makanan ringan. Wanita cantik itu terlihat beberapa kali bertanya pada pegawai tentang produk yang ia cari.“Memangnya kamu jarang berbelanja di supermarket?”Kan ada pelayan. Jadi, biasanya pelayan yang membeli semua kebutuhanku.”Semakin lama, Alzard semakin tidak menyukai Jenny. Memang wanita di sampingnya ini berasal dari keluarga kaya raya. Tetapi, dari cara bicaranya terlihat selalu membanggakan diri.Keberuntungan sedang berpihak pada Alzard. Saat me
Alzard melakukan pertemuan intens dengan Jenny. Ia selalu berusaha memberi kesan yang baik dan penuh pengertian. Lelaki itu yakin, Jenny pun senang menerima segala perhatiannya.“Aku pikir kamu akan mengajakku ke rumahmu lagi.” Jenny berkata saat mereka sedang berjalan-jalan menghabiskan waktu akhir minggu.“Tidak ada yang istimewa di rumahku.” Alzard membalas singkat. “Bahkan rumahmu lebih megah dibanding rumahku itu.”Setelah berkata begitu, Alzard melirik Jenny. Melihat ekspresi wajah wanita di sampingnya. Jenny tampak hanya tersenyum sedikit.“Paling tidak di rumahmu ada Mami, kakak dan istrinya. Rumahku yang kamu bilang megah itu sangat sepi karena penghuninya selalu sibuk beraktifitas di luar rumah, bahkan saat akhir pekan.”“Sepertinya semua keluarga sama saja. Apalagi jika anak-anak sudah tumbuh dewasa pasti memiliki acara sendiri.”Kepala Jenny menoleh pada Alzard. “Tapi, saat itu di rumahmu bisa berkumpul lengkap. Bahkan kakakmu yang tinggal di luar negeri pun datang.”Senga
Konser mini itu sukses membuat Aurora bersenang-senang sejenak. Ia kini ikut bernyanyi bersama sang suami. Bahkan Mami bisa mendengar suara mereka dari luar kamar dan tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.“Huhf … Jangan bilang kamu akhirnya termakan rayuan Elvis untuk membuat single album. Suaramu semakin bagus, Zack.” Aurora duduk bersandar di sofa setelah selesai bernyanyi beberapa lagu.Zack yang masih terengah karena habis bernyanyi dengan semangat menggeleng keras. “Tidak akan. Tetapi, akhirnya aku mengizinkan Elvis merilis lagu tersebut.”“Oh ya?”“Iya. Dengan syarat, Elvis sendiri yang menyanyikannya.”“Aku tidak sabar ingin membeli albumnya.”Mendengar pernyataan Aurora, Zack jadi teringat bahwa ia menyimpan banyak CD Elvis. Lelaki itu beranjak ke salah satu lemari dan mengambil setumpuk CD serta memberikannya kepada Aurora.“Sebelum single terbar
Sesaat, Aurora hanya terpaku di tempat. Sementara Zack mengerutkan kening melihat wanita yang datang bersama Alzard. Ia melirik adik kandungnya dengan tatapan tak suka.“Jenny, kenalkan ini kakakku, Zack dan istrinya.” Alzard memperkenalkan wanita yang dibawanya pada Zack tanpa memberitahu nama Aurora.Mereka berjabatan tangan. Aurora memperhatikan, Jenny sepertinya tidak mengenali bahwa ia adalah wanita yang sering ia bully saat sekolah dulu.Tentu saja, Aurora dulu dan sekarang memang berbeda. Mereka berjabatan tangan, lalu masuk ke dalam.Demi menghormati tamu dan ingin tau apa maksud Alzard membawa wanita itu ke rumah, Aurora dan Zack ikut duduk bersama di ruang tamu. Tak lama kemudian, Mami datang.“Mami, kenalkan. Ini, Jenny, temanku.” Alzard segera menghampiri sang Mami.“Hallo.” Clara tersenyum senang lalu mempersilahkan semua duduk.“Ini teman atau kekasihmu, Al?” Clara berkata sambil melirik putra keduanya.Spontan, Aurora melirik Zack. Jenny adalah kekasih Alzard? Pantas saj
Setelah panjang lebar mendoktrin putra-putrinya untuk segera memiliki anak, Mami keluar dari ruang keluarga. Tinggallah Zack, Aurora dan Alzard yang terpaku menatap pintu yang baru saja ditutup Clara.“Memangnya ada tema perkumpulan seperti itu?” Zack menoleh pada Aurora.Tentu saja, Aurora menaikturunkan bahu. “Mana ku tau? Aku kan belum memiliki circle pertemanan dengan ibu-ibu.”Mata Zack lalu menatap Alzard yang tampak santai bermain ponsel.“Hey, Al. Mami itu berkumpul dengan ibu-ibu mana, sih? Kenapa tema pertemuannya aneh begitu?”Tanpa mengalihkan matanya dari layar ponsel, Alzard bercerita bahwa perkumpulan Mami itu memang memiliki tema pertemuan. Suatu ketika temanya, ‘Anak Lelakiku.’ Lalu tahun berikutnya, ’Anak Perempuanku.’ Pernah juga, ’Peliharaanku.’“Pokoknya begitu deh. Waktu tema anak lelaki, aku yang diseret. Tahun berkutnya Aurora saat tema anak
"Kenapa Mami memanggil kami bertiga? Mami baik-baik saja, bukan?" Zack dengan wajah khawatir mengamati wajah Clara.Sebelum berkata-kata, Clara mengembuskan napas panjang. Lalu wanita yang usianya hampir enam puluh tahun itu menatap wajah putra-putra kandung dan putri angkatnya."Mami butuh bantuan kalian.""Ya Tuhan. Mami berhutang pada bank, ya? Alis Alzard terangkat tinggi."Ngawur!" Clara mendelik kesal.Zack segera melerai. "Ya sudah, ada apa, Mi?"Clara tidak langsung menjawab. Ia lalu menatap Aurora dan Zack. Terang-terangan mengamati perut Aurora yang terlihat rata."Kamu apa kabar, Aurora sayang?"Mendengar pertanyaan sang Mami, Aurora mengerutkan kening. Zack dan Alzard pun tampak bingung dan kini ikut-ikutan memandang Aurora."Eh, Aurora baik-baik saja, Mami.""Tidak mual-mual?"Aurora menggeleng pelan. "Tidak, Mi. Sejak menikah, sakit maagku tidak kambuh kok."Zack pun mengangguk untuk membenarkan pernyataan sang istri."Kamu bagaimana?" Clara memberi perhatian pada Zack.
“Akh … ternyata kembali ke rumah sendiri sangat menyenangkan.” Aurora merebahkan dirinya di ranjang. "Home sweet home," gumamnya lagi.Tiga bulan sudah mereka melakukan perjalanan keliling dunia. Zack benar-benar memanjakan istrinya dengan berbagai pengalaman baru yang belum pernah Aurora alami.“Aku senang melihatmu menikmati bulan madu kita. Juga mellihatmu akhirnya tidur di ranjang ini. Biasanya aku hanya tidur sendirian.” Zack menatap Aurora yang berbaring telentang.Mendengar pernyataan Zack, Aurora terduduk. Ia baru sadar saat ini berada di kamar Zack yang merupakan kamar utama. Luasnya dua kali lebih besar kamar yang dulu ia tempati di rumah ini.“Masa, sih, tidak pernah ada yang menemanimu tidur di sini?” Aurora berkata seraya memicingkan mata tanda tak percaya dengan omongan Zack.Zack tersenyum sedikit dan membalas, “Pernah, sih. Satu kali.”Aurora tergelak. Ia ingat Jeff perna
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.