Share

Kakak, Jangan Merayuku Terus!
Kakak, Jangan Merayuku Terus!
Penulis: ReyNotes

1. Pertemuan Pertama

“Zack, astaga! Aku hampir tidak mengenalimu!”

Aurora tersenyum ke arah pria tampan nan gagah yang tengah menunggunya di bandara.

Belasa tahun tidak bertemu, Aurora cukup terkejut melihat perubahan kakak tirinya itu.

“Kamu juga berubah, Adik Manis.” Zack membalas dengan senyum penuh pesona. Mata hitam legamnya menatap Aurora dengan intens. “Sangat cantik,” tambahnya lagi dengan menyipitkan mata.

Dipuji demikian, Aurora tersenyum canggung. Ia tidak menyangka, Zack ternyata bermulut manis. Sungguh kombinasi bahaya, dengan wajah tampannya dan rekening gendutnya.

Pria itu kemudian membantu Aurora membawa koper, dan melenggang keluar dari pintu kedatangan menuju mobil.

Namun, kening gadis cantik itu mengerut dalam ketika merasakan tatapan dan bisik-bisik orang-orang di sekeliling tertuju pada mereka. Terutama, ke arah Zack yang berjalan tegap di sampingnya.

“Kenapa semua orang memperhatikanmu, Zack?”

Zack menoleh, ia mengedipkan satu matanya. “Aku terkenal.”

Aurora terkekeh. Ia jadi ingat, ia memang pernah melihat majalah yang memuat berita tentang Zack. Sang pengusaha muda berprestasi yang mampu membangun kembali perusahaan keluarga yang hampir bangkrut.

Sampai di sebuah mobil mewah, Zack memasukkan koper Aurora ke bagasi. Tidak lupa, lelaki itu membukakan pintu untuk adiknya, baru kemudian duduk di kursi kemudi.

Namun, bukan membawanya langsung menuju tempat tinggal mereka, Zack membelokkan kendaraannya ke sebuah rumah makan yang tampak mewah.

“Kita makan dulu di restoran.”

Sebenarnya, Aurora tidak merasa lapar. Namun untuk menghargai tawaran Zack, ia akhirnya hanya memesan salad dan jus segar. Mereka makan dalam diam, dengan Zack yang tatapannya terpaku pada ponsel.

Duduk berhadapan dalam jarak dekat, Aurora tidak henti memperhatikan paras Zack yang sempurna. Hidung mancung dan rahang tegas, bibir tebal yang terlihat begitu seksi. Belum lagi, tubuhnya yang begitu atletis dengan otot-otot yang menonjol dari balik kemeja.

Harus ia akui, pesona kakaknya memang sulit ditolak oleh wanita.

“Jadi, apa yang kamu lakukan di sini?” Suara Zack yang dalam menyentak Aurora dari lamunannya.  

“Mami ingin aku membantumu di perusahaan.”

Zack terlihat menganggukkan kepalanya ringan. “Sekalian mengawasiku?” 

Kedua alis lelaki itu terangkat, menatap Aurora dengan pandangan menyelidik yang justru terlihat begitu menggoda.

Hembusan napas berat terdengar dari hidung Aurora.

“Mami khawatir dengan prilaku bebasmu di sini,” jawabnya jujur. Pasalnya, mami mereka sering kali berkeluh kesah tentang hal itu.

Makanannya telah tandas, Zack lantas melipat kedua tangannya di dada. Ia memicingkan mata ke arah Aurora. “Dan kamu pikir itu bisa mengubahku?” Ia mendengus sesaat lalu melanjutkan, “Jangan mimpi!”

Aurora sedikit gentar mendengar pernyataan Zack yang mengintimidasinya. 

"Mami yang berpikir begitu. Aku hanya menuruti keinginannya,” jawab gadis itu dengan nada pasrah. “Kamu tau, akhir-akhir ini tekanan darahnya sering tinggi mendengar perilakumu di sini."

Dengan nada sinis, Aurora mengungkapkan beberapa berita tentang Zack yang sampai ke telinga orang tua mereka. 

Zack yang memiliki kebiasaan hidup berfoya-foya, menghabiskan uang untuk pesta dan hal-hal yang tidak berguna lainnya.

Bahkan kebiasaannya yang sering bergonti-ganti wanita dan menghamburkan uang untuk mereka juga tak luput dari kekhawatiran sang mami.

"Mami berlebihan. Aku hanya melakukan hal yang biasa dilakukan pria seusiaku." Zack mencebik dan mengacuhkan protes Aurora.

"Itu tidak wajar, Zack!" Geram, Aurora memutar bola matanya.

Embusan napas panjang terdengar dari bibir Zack. Aurora tebak, lelaki itu tidak akan menyerah begitu saja.

“Sampai kapan kamu di sini?” 

Dugaan Aurora tepat. Baru tiba, ia sudah mendapat pertanyaan kapan ia akan pulang. 

Dengan mengedikkan bahu, Aurora menjawab, “Mungkin, enam bulan lagi? Yang jelas, aku akan pergi kalau Alzard sudah kembali.”

Alzard adalah adik kandung Zack.  Lelaki yang usianya hanya terpaut dua tahun lebih muda dari Zack dan selama ini menjadi sosok kakak angkat yang baik dan perhatian pada Aurora. Sungguh sangat berbeda dengan sifat Zack.

Tiba-tiba Zack meledakkan tawanya. Lalu, disela-sela tawa itu, ia menyeringai dan berkata dengan nada mengejek.  “Taruhan. Dalam waktu satu minggu, kamu akan merengek minta pulang.” 

Setelah berkata demikian, Zack meneguk minumannya. Wajah tampan lelaki itu terlihat sungguh menyebalkan bagi Aurora. Namun, demi baktinya pada orang tua, Aurora berjanji dalam hati akan bertahan pada sikap Zack.

“Kita lihat saja nanti.” Aurora memandang Zack dengan tatapan angkuh.

Seringai di bibir Zack belum memudar. Lelaki itu mencondongkan tubuhnya ke arah Aurora. Mereka bertatapan beberapa saat.

“Kamu akan menjadi sekretarisku di perusahaan. Tidak ada yang boleh tau kamu adalah adik angkatku. Jangan menganggap dirimu istimewa. Kamu tidak lebih dari seorang pegawai!”

“Oke.”

Aurora melihat kilat di mata Zack saat mendengar ia langsung menyetujui penawarannya. Bahkan netra berwarna emerald itu mengamati seksama tubuhnya hingga ia risih.

“Dan perlu kamu tau, aku juga biasa tidur dengan sekretarisku!”

Komen (4)
goodnovel comment avatar
uvuvwevwevwe osas
hadiirr kak
goodnovel comment avatar
blackcoffe
hadirrr juga kak thor
goodnovel comment avatar
ReyNotes
haii, kak. terima kasih...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status