Share

Paranoid

"Sebentar, Bu. Aku belum selesai makan martabak ini dan aku juga belum sempat minum," ucap Mbak Hani dengan entengnya.

"Oh, ya Mbak, minumnya di belakang ya?" kataku.

"Lho, aku kan tamu, masa harus mengambil sendiri?" kata Mbak Hani.

"Sudahlah Hani, biasanya kamu juga ambil sendiri minumannya." Ibu mulai kesal dengan Mbak Hani.

"Maaf, ya, saya tinggal dulu," pamit Mas Fahmi sambil berjalan menuju ke kamar.

"Ya sudah, aku ambil sendiri minumnya," kata Mbak Hani sambil berjalan menuju ke dapur.

Aku pun berinisiatif mengikutinya, karena sepertinya Mbak Hani mencari kesempatan dalam kesempitan. Kulihat Mbak Hani celingukan, mungkin mencari Mas Fahmi.

"Lho katanya mau ambil minum, dapurnya disitu Mbak? Sudah lupa ya?" tanyaku pada Mbak Hani.

"Kamu kenapa ngikutin aku? Takut aku menemui suamimu, ya?" ejek Mbak Hani.

Aku diam saja.

"Aku juga mau ke dapur. Tuh, Mbak, minumnya, silahkan ambil sendiri," kataku dengan menahan emosi.

"Perempuan kalau di rumah jangan selalu memakai daster. Biar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status