Share

25. Blokir Nomor Tanpa Ijin

Perasaan Hana sedikit tak tenang, tapi ia coba redamkan dengan menyibukkan diri pada hal-hal lain.

"Ma, udah nelpon Papa belum?" tanya Syaina ketika bocah itu menghampiri sang ibu.

"Handphone Papa ketinggalan di rumah temannya, Nak."

"Yah, kok bisa ketinggalan gitu?"

"Ya namanya juga lupa Sayang, nggak ada yang bisa halau."

Syaina memasang wajah malas.

"Yuk makan siang dulu ya, Nak."

"Nggak mau. Pengen ngomong sama Papa dulu."

"Gini deh, sekarang kita makan dulu. Habis itu kita coba telpon Papa lagi, siapa tahu Papa udah balik untuk ambil ponselnya."

Syaina bergeming sejenak.

"Yaudah deh."

Akhirnya bocah itu mau menyantap makan siangnya. Sementara di Jakarta, Langit yang baru berjalan sepuluh menit tersadar jika ponselnya tak ada di saku celana. Secepat kilat ia memutar setir untuk kembali ke rumah Lina. Lelaki itu yakin jika tadi tak sengaja neningalkan benda tersebut di atas bangku taman rumah Reno.

*

"Jadi tadi Hana sempat video call?" tanya Langit sedikit cemas.

"Iya, Mas. Aku bil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status