Share

seasone 2. Kepedihat hati seorang bapak

Lelaki tua yang pipinya sudah mulai berkerut itu sedang diam melamun di mbale rumahnya yang besar, matanya jauh menerawang kedepan. Bahkan kopinya pun sudah tak lagi mengepul seperti ketika baru saja diseduh tadi, hilang hangatnya menjadi dingin seperti hatinya saat ini. Sesekali lelaki itu terlihat menghembuskan nafas berat, seakan-akan sedang menanggung beban yang begitu berat untuk dia pikul seorang diri. Namanya kuncoro, seorang Lurah didesa Sumilir yang begitu terkenal karena sangat tegas terhadap bawahan dan juga rakyat yang dia pimpinan, namun juga begitu dermawan dan ringan tangan dalam membantu rakyat yang sedang butuh bantuanya.

"Ada apa to pak ne? Apa Kopinya mau di ganti? Itu sudah dingin, dibuatkan dari tadi mboten njenengan unjuk"

(Mboten=tidak, njenengan=kamu, unjuk=minum)

Tegur istrinya yang mendapati suaminya tengah melamun, membuatnya merasa kawatir. Akhir-akhir ini sang suami lebih sering terdiam, selera makannya juga sangat menurun, tidur pun tak pernah tenang. I
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status