Share

34. Ngobrol Sambil Berpeluh

Hari terus berganti, waktu terus berjalan sesuai kehendakNya. Aku pun masih terus berkutat di dapur ayam bakar setiap hari. Dan kehidupan keluargaku semakin meningkat. Ridwan dan Abdul sudah masuk ke pondok, sedangkan Zahra sudah duduk di bangku SD kelas satu. Hampir selama tiga tahun kehidupan rumah tanggaku terada adem ayem. Hingga suatu hari, suamiku ingin berbincang serius denganku.

"Duduk sini sebentar, Umi!" pinta suamiku.

"Tapi ini sudah malam, Abi. Apakah tidak besok pagi saja, rasanya tubuhku sudah sangat lelah?!" jawabku.

"Ini juga penting untuk kelangsungan keturunanku dan masa depan kita," kekeh Yahya dengan tatapan penuh harap.

Aku mendesah lirih, menguarkan rasa sesakku. Tidak sedikitpun pandangan priaku beralih padaku. Hanya benda pipih yang dia tatap. Bahkan terkadang senyumnya terukir di bibir tipis itu. Aku hanya menelan ludah, pikiranku melayang pada masa yang sama saat dia terlena akan sentuhan wanita lain. Mungkinkah masa itu akan menyapaku kembali?

Sungguh suasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status