Share

39. Gamis

Aku terdiam mencerna apa yang dia katakan, kupindai kamarku mencari barang yang dia katakan. Lalu terhenti pada seonggok tas plastik berwarna merah. Aku oun berjalan mendekat. Timbul pertanyaan dalam otakku, sejak kapan tas kresek itu ada.

"Umi, kau masih di sana?" terdengar tanya suamiku.

Kuhirup napas panjang, sungguh tidak pernah terpikir olehku jika akan seperti ini jadinya rumah tanggaku. Aku yang setiap hari bekerja memajukan dan melayani setiap pembeli dan dibantu oleh karyawan, belum pernah dibelikan gamis oleh suamiku sendiri. Namun, perempuan ini? Sungguh sakit rasanya.

"Umi!" panggil Yahya lebih menekan lagi katanya.

Aku masih terdiam membuka ikatan pada tas tersebut. Mungkin Yahya yang ada di seberang mendengar bunyi kresek di buka. Kudengar napas lega, tetapi berbeda dengan hatiku. Nyeri dan perih begitu terasa, sesakit inikah bila kita dimadu secara terang-terangan?

"Umi!" panggil Yahya untuk ketiga kalinya.

Akhirnya aku pun mendesah, melepaskan segala rasa yang menghi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status