Share

Aturan Akademi

"H–ha–hanya tanganku yang bisa digerakkan dengan bebas," jawab Pandya dengan tergagap setelah berhasil menelan makanannya dengan susah payah.

Pandya sudah merasa sangat panik. Dia tidak menyangka jika kebohongannya akan bisa langsung terbongkar begitu saja. Dia merasa cukup bodoh, karena hanya karena makanan usahanya bisa menjadi sia-sia.

Dia melirik ke arah tabib Arsa karena jawabannya tidak mendapat respon. Tapi, setelah melihat ekspresi tabib Arsa—Pandya merasa jika kekhawatirannya itu percuma. Karena bukannya marah dengan kebohongannya, tabib Arsa malah tersenyum dengan memperlihatkan deretan giginya.

"Baguslah, aku senang melihat perkembangannya. Aku cukup bangga dengan kemampuan pengobatan yang aku miliki," jawab tabib Arsa dengan senyum lebar mengembang di wajahnya.

Jawaban itu membuat Pandya tercekat dan terpaku sejenak. Dia merasa sangat sia-sia karena sempat merasa khawatir tadi. Nyatanya tabib Arsa malah memikirkan kemampuannya yang sudah lama tidak pernah tersalurkan selam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status