Share

Bab 585

Selalu seperti ini.

Karena lahir lebih dulu, dia secara alami menjadi seorang kakak. Ditambah dengan sifat Maya yang serakah, nakal, juga tidak bisa diam, dia pun perlahan membuat dirinya jadi pendiam.

Tatapannya selalu terfokus pada adiknya, berjaga-jaga apabila adiknya bicara sembarangan, terluka dan sebagainya.

Sekarang, Rizki malah berbicara seperti ini padanya.

Ketika merasakan matanya menghangat, karena harga dirinya yang kuat, Satya segera menundukkan kepalanya.

Seakan-akan dia takut orang lain akan melihat ekspresinya.

Bagaimana mungkin Rizki tidak memahami perasaannya?

Juga pada saat inilah dia mengerti, meskipun masih kecil, anak-anak juga memiliki harga diri.

Dia pun harus menghormatinya.

Memikirkan hal ini, Rizki dengan lembut berkata, "Ayo, cepat masuk. Maya sudah nggak sabar menunggumu."

"Hm." Anak itu mengangguk, lalu berbaik dan masuk ke dalam.

Akan tetapi, kali ini, setelah berjalan beberapa langkah, dia menoleh dan melirik Rizki.

"Paman RezekiMalam, Satya ... akan men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status