Share

Kang Ikbal Cemburu

Aku ke luar kamar bersama Hanif.

"Cium tangan sama Bapakmu, Hanif!" titahku. Hanif bingung, ia menatap wajahku seakan tak percaya dengan apa yang kukatakan. Aku memberikan kode padanya untuk menuruti perintahku.

"Iya!" Hanif mencium tangan bapaknya tapi dengan mengerucutkan bibirnya.

"Kamu kenapa? Sakit gigi?"

Hanif menggeleng. Lalu ia berlari ke dalam.

"Hey, Hanif! Bapak pulang loh, masa kamu pergi?" Kang Ikbal sok baik sama anaknya.

Aku mendelik padanya, rasanya tak mungkin ia bersikap seperti itu sebelumnya.

"Neng, atur yang bener anaknya! Sama bapak sendiri nggak sopan gitu. Sama orang lain akrab banget. Kamu jangan deket-deket lagi sama dia! Inget loh, Neng. Kamu masih istriku," katanya dengan penuh percaya diri.

Aku hanya berdehem mendengarkan Kang Ikbal mengoceh.

Kang Ikbal sepertinya memang kepanasan sama Kang Rahman. Sebentar lagi Kang Rahman datang untuk membawa mereka ke toko buku. Wah, waktu yang pas banget buat memanas-manasi Kang Ikbal.

"Sebentar, aku ke dalam dulu. M
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status