Share

Dia Adikku

“Tolong batalkan kesaksian Papa dan Mama,” kata Tyo dengan suara tegas.

Sulis terkesiap, matanya membuka lebih lebar.

“Yo … kamu bercanda kan?”

Anak sulung Widya itu menggeleng. Gerakannya setegas kalimat yang dia ucapkan di awal.

Sulis menatap putranya dengan pandangan nanar tidak percaya, kemudian dia menelan ludahnya berlahan. “Apa ini ada hubungannya sama pembatalan kesaksian Naren? Jangan berkecil hati, Yo, kita pasti dapat saksi yang lebih bagus, Pak Baskoro bilang kemarin dia—“

“Enggak, Pa. Ini bukan tentang siapa-siapa. Tapi tentang Jagat.”

“Jadi Jagat mengancammu?” Geraham Sulis tiba-tiba mengerat kencang. Tangan pun terkepal. "Anak pembawa sial itu memang tidak pernah berhenti membuat ulah yang menjengkelkan. Papa pastikan dia akan menerima akibatnya, Jagat tidak bisa menyakiti kamu."

Tyo menutup wajahnya, sejurus kemudian melenguh kencang.

“Yo, kamu tenang saja—“

“Pa.” Lagi-lagi Tyo memotong ucapan Sulis.

Kali ini dia ambil tangan Sulis, kemudian dia genggam telapak tangann
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status