Share

Menjadi Teman

“Oh, jadi Pak Jagat menolak?”

“Bukan menolak, Dok, tapi belum menerima.”

Reinald terkekeh. “Kalau boleh nebak Bu Riana ini orang marketing, media … atau semacamnya ya? Pintar sekali mencari padanan kalimat.”

Ganti Riana yang berderai.

Mendadak sunyi, setelah kedua insan itu berhenti tertawa.

“Bu Riana, saya peduli dengan Pak Jagat, sebab ingat kepada kembaran saya. Kami masih awal-awal kuliah saat itu. Saya, Papa dan Mama saya sebenarnya tau bahwa kakak kembar saya itu sering menangis diam-diam. Tapi kalau di depan kami, dia tampak seolah biasa. Masih bisa bercanda, tertawa … jadi kami pun berpura-pura tidak tau. Yang ada dalam pikiran kami dulu, dia ingin menyelesaikan masalahnya sendiri, sebab buktinya kakak saya tidak pernah minta tolong ….”

Reinald menoleh ke arah lain. Sementara Riana menunduk. Tanpa perlu melihat wajah sang dokter, Riana tahu Reinald sedang berjuang menyelesaikan ceritanya.

“Saya tidak ada maksud apa-apa, selain … eee saya tidak ingin lagi berada dalam keadaan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status