Saat adik-adikku suksesPart 33Mala terombang-ambing hidup di jalan begitu lama, menyusuri setiap jalan dari satu kota ke kota lain.Nasibnya begitu malang, sudah gagal menikah keluarganya pun tidak ada yang peduli di saat keadaannya seperti ini.Tidak ada yang menyangka jika Mala awalnya seorang gadis cantik yang begitu pintar, berkulit putih dengan tubuh semampai.Rekan kerjanya pun pasti tidak akan ada yang mengenalinya jika mereka bertemu dengan Mala sekarang, karena perubahan fisik yang begitu drastis.Entah kapan terakhir kali tubuhnya terguyur air, baju yang ia pakai pun masih sama saat dia di pulangkan dari rumah sakit beberapa bulan lalu."Dasar orang gila sialan!" maki seorang pedagang saat Mala mengambil sepotong ayam goreng tepung dagangannya."Untung gak ada yang lihat, kalau ada. Rugi gue, orang-orang pada jijik gak ada yang mau beli!" ucap pedagang tersebut sambil menutup etalase kecil tempat ia memajang dagangannya.Begitulah Mala sekarang, untuk mengisi perut dia men
Saat adik-adikku suksesPart 34Farman tidak menyerah, setelah di tolak mentah-mentah oleh Murni, dia langsung mencari mangsa baru.Dia memberikan rayuan dan kata-kata manis agar mangsanya tergoda, meskipun Farman sosok suami yang bertanggung jawab terhadap anak istri tapi bagaimana jika Yuyun tahu cara Farman mencari rupiah akankah dia bahagia atau malah murka terhadap suaminya ini?Tenaga Farman masih kuat di pakai kerja berat sekalipun, namun Farman lebih menyukai cara seperti ini dalam mencari nafkah untuk anak dan Istrinya. Karena lebih mudah mendatangkan rupiah.Farman sampai tidak ingat, berapa banyak wanita yang meminta dirinya untuk bertanggung jawab, dialah mereka wanita yang bernasib sama seperti Dewi.Diberi janji manis akan segera di nikahi, dengan meminta syarat ini dan itu."Sayang, aku lagi pusing nih,"ucap Farman pada Sari melalui sambungan telepon.Sari adalah seorang TKW, sama seperti Murni, dia juga bekerja di Arab Saudi, Sari merupakan janda tanpa anak, usianya ma
Saat adik-adikku suksesPart 35"Ini gajiku minggu ini," ucap Lukman sambil menyerahkan uang sebesar enam ratus ribu rupiah kepada Hilda, istrinya.Hari ini adalah pertama kalinya Lukman menerima gaji setelah satu minggu bekerja, Bu Lela sengaja membayar para pekerjanya setiap satu minggu sakali karena jika di berikan perbulan Bu Lela merasa kasian, takut pegawainya menunggu terlalu lama."Uang ini harus cukup dalam satu minggu ke depan?" tanya Hilda."Iya."Hilda menggigit bibir, pikirannya berkecamuk bagaimana cara mengatur uang ini agar cukup sampai Lukman menerima lagi gaji di minggu depan.Saat masih tinggal bersama orangtuanya, uang enam ratus ribu kecil bagi Hilda, bahkan dia bisa menghabiskannya dalam waktu satu hari apalagi jika di bawa ke pusat perbelanjaan beberapa jam saja sudah habis, bahkan Hilda bisa menghabiskan uang lebih besar."Kenapa? kamu kok kayak bingung?" tanya Lukman setelah memperhatikan ekspresi Istrinya."Oh, enggak kok, gak apa-apa.""Jangan lupa ya, baya
Saat adik-adikku suksesPart 36"Kamu masuk ke sini gara-gara kasus apa?" tanya seorang "senior" kepada Dewi."Ko . . ko . . rupsi," jawab Dewi dengan gugup."Cantik-cantik kok korupsi, duitnya di pake apa?" jempol kaki Dewi diinjak dengan keras.Dewi tidak menjawab, dia hanya meringis kesakitan."JAWAB!" "Lu lagi bunting ya? Bapaknya ke mana? kok bisa-bisanya biarin bini lagi hamil masuk penjara, kurang nafkah lu dari laki lu? sampai korupsi segala, kasian benar!" Semua yang ada di sana tertawa kecuali Dewi, dia terus meringis selain jempol kakinya diinjak, ada beberapa yang juga menjambak rambutnya.Sudah menjadi rahasia umum apabila ada tahanan baru maka dia akan mendapat perpoloncoan dari mereka yang lebih dulu masuk ke dalam jeruji besi tersebut."Mulus banget nih bocah, anak orang kaya lu?""Iya, bening banget, gemes banget pengen bikin gambar di badannya, buat kenang-kenangan.""Kalau anak orang kaya gak mungkin korupsilah, paling ini bocah tengil manja pengen hidup enak deng
Saat adik-adikku suksesPart 37Setelah musibah yang menimpa Yuyun beberapa waktu lalu, Farman kini tidak percaya lagi kepada Istrinya. Uang bulanan pun kini berkurang padahal pendapatan Farman justru bertambah."Bang kok ngirim uangnya cuma 800 ribu, biasanya dua juta lebih?" Yuyun langsung menelpon Farman setelah tahu uang kirimannya berkurang."Hemat-hematlah, pelanggan lagi sepi sekarang, lagian kalau dikasih banyak nanti kerampokan lagi, bisa-bisa boncos.""Tapi kan uang segini gak cukup untuk biaya hidup selama satu bulan," Yuyun mengeluh."Makanya jangan boros, jadi Istri itu harus bisa hemat!""Iya-iya, terus kapan Abang mau beliin aku perhiasan lagi?""Gak bakalan, jangan ngarep, yang ada nanti malah di rampok lagi.""Malu dong Bang, apa kata orang nanti, suaminya punya usaha di kota tapi Istrinya gak pake perhiasan satu biji pun.""Bukan urusanku, kalau kamu nyerocos terus aku matiin teleponnya, pusing aku, udah cape nyari duit masih aja di cerewetin.""Kalau Abang ngerti sa
Saat adik-adikku suksesPart 38"Belikan aku rokok 3 batang sama kopi hitam 2 bungkus!" ucap Lukman pada Hilda sebelum berangkat kerja."Mana uangnya?" Hilda menengadahkan tangan."Yang aku kasih kemarin emang sudah habis?" Lukman mengernyitkan dahi."Sudah.""Cccckkkkk" Lukman tampak kesal."Kan sudah aku bilang uangnya hemat-hemat, uang sudah habis sedangkan gajian masih 3 hari lagi, kamu mau makan cuma nasi garam aja?" sambung Lukman."Emang kamu ngasih uang berapa sih? cuma uang enam ratus ribu aja diributin, bayar hutang ke warung aja hampir tiga ratus ribu, uang dari kamu itu hanya cukup buat beli kebutuhan aja itupun sudah ku atur seirit mungkin, jangankan jajan apalagi foya-foya, buat kontrol kandungan aja gak ada, nih catatannya kalau kamu gak percaya!" Hilda menyerahkan selembar kertas.Lukman menyambar kertas itu dengan kasar, lalu menghitung kembali catatan yang Hilda berikan."Asal kamu tahu uang segitu gak ada apa-apanya bagi orang tuaku, sekali jalan ke Mall aja aku bis
Saat adik-adikku suksesPart 39"Dari mana aja sih jam segini baru pulang?" tanya Hilda sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada."Ikhtiar cari uang supaya kamu bisa periksa kandungan," Lukman menjawab sambil meletakkan kantong kresek yang ia bawa."Bawa apa itu?""Ini rezeki buat kita dari Kakakku.""Kakak yang mana, kan Kakakmu banyak?""Kakakku yang pertama.""Kok bisa? kata kamu Kakakmu yang pertama itu paling miskin!""Hidup itu berputar, tidak selamanya ada di bawah.""Oh.""Kamu sudah makan?""Makan sama apa? nasi campur garam? mual aku makan begitu terus.""Ya sudah, ini ada telor sama mie, masak sana!""Aku mau mie rebus aja biar segar!""Terserah."Hilda membawa bahan makanan ke dapur, lalu ia merebus dua bungkus mie instan untuk dia dan Lukman makan malam ini.Saat bersama orang tuanya, sebungkus mie instan tidak ada harganya, dan sekarang makanan itu menjadi hidangan mewah bagi Hilda."Sudah?" tanya Hilda saat Lukman meletakkan sendoknya."Sudah, kamu habiskan sendi
Saat adik-adikku suksesPart 40"Uang tinggal segini lagi, buat cicilan sama arisan aja gak cukup!" keluh Yuyun sambil memijat keningnya.Dua lembar uang berwarna hijau terus ia pandangi, berharap ada keajaiban bisa bertambah.Farman tidak peduli dengan keluhan Yuyun tentang uang bulanannya yang benar-benar tidak cukup. Jika Farman bertanggung jawab dengan benar, Yuyun tidak akan sampai kekurangan karena uang Farman sangat banyak meskipun uang itu di dapat dari hasil menipu.Saat bingung dengan keadaannya seperti ini, Yuyun ingat di kampungnya ada seseorang yang jadi idola emak-emak yaitu Bang Frenky, dia merupakan pegawai koperasi simpan pinjam yang biasa di sebut Bank keliling.Bank Frenky datang setiap hari ke kampungnya, kedatangannya selalu di sambut riang oleh segerombolan emak-emak apabila tiba saatnya pencairan dan akan berubah jadi musuh saat mereka tidak memiliki uang untuk membayar angsuran.Yuyum berniat untuk menjadi penggemar Bank Frenky juga, syarat yang di perlukan ti