Share

Bab 150

Berarti lelaki tersebut bodoh atau berengsek. Jelas sekali dia tidak ingin bertanggung jawab.

Ronald merasa ada yang aneh. Dia tengah membicarakan perihal pendidikan anak dengan serius, tetapi perempuan ini kenapa tiba-tiba menatapnya dengan sorot seperti itu? Seakan-akan dirinya hanya seonggok sampah yang tidak berguna.

“Kenapa?” tanya Ronald.

“Nggak ada,” sahut Rachel yang menarik tatapannya. Setelah itu dia berkata lagi, “Michael adalah anakku, aku bisa memberikan masa depan yang baik untuknya. Pak Ronald nggak perlu khawatir. Sudah sangat larut, sebaiknya kamu istirahat saja.”

Rachel berbalik dan naik ke kamar utama lantai dua. Dia menutup pintu kamarnya dengan perlahan. Ronald hanya mengelus tengkuknya dengan perasaan bingung. Untuk pertama kalinya lelaki pendiam seperti dia berbicara begitu banyak kalimat.

Namun perempuan ini justru mengabaikannya. Sedangkan Michael menatapnya dengan sorot penuh permusuhan. Ronald memutuskan untuk tidak ikut campur dan masuk ke kamar tamu lantai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status