Share

Aku Menyukaimu

Beberapa kali ketukan pintu terdengar, membuat tidur Thea terganggu, dengan paksa gadis itu untuk membuka matanya. Matanya menangkap ke arah jam yang ada di dinding. Ternyata sudah cukup siang saat ini. Waktu menunjukkan pukul 10.00

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita yang memakai seragam pelayan, "Ya ada apa?" tanya Thea saat melihat wanita dihadapannya, "Layanan kamar Nona, apa Anda butuh sesuatu?" tanya pelayan itu.

Thea menggeleng dan membiarkan pelayan masuk untuk membereskan kamarnya, perlahan kaki gadis itu melangkah menuju kamar mandi, meninggalkan pelayan yang memiliki tugas untuk membereskan ruangannya.

Thea baru saja mengirim email pengunduran diri dari kantor kakeknya beberapa saat lalu, dia ingin memulai kehidupan baru setelah pergi dari rumah busuk tempat dirinya tumbuh. Rencana hari ini Thea ingin mencari pekerjaan baru yang tidak mencolok sama sekali, seperti pekerja part time di sebuah cafe, mungkin.

Yah pikirkan saja hal itu nanti.

•••

Cuaca yang cukup terik tidak membuat seorang gadis dengan pakaian berwarna putih itu meneduh, langkah kakinya mantap menuju sebuah cafe yang memiliki taman bertema kaktus. "Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu pelayan cafe kala melihat Thea yang berjalan cepat kearah sana, "Ya, tolong panggil bosmu!" ujar Thea tanpa penjelasan terlebih dahulu yang membuat alis pelayan itu berkerut, tidak mungkin dirinya akan menghubungi bosnya disaat-saat seperti ini.

"Peterpeon," ujar Thea singkat yang langsung dibalas anggukan mantap dari pelayan wanita yang memiliki rambut sebahu itu.

Segera, wanita yang menjadi kasir itu menarik gagang telepon, menghubungi bosnya. "Halo permisi maaf mengganggu waktunya Tuan,"

"...."

"Iya maafkan saya, namun ada beberapa hal penting yang perlu saya sampaikan. Ada seorang wanita yang ingin menemui Anda,"

"...."

"Mendesak Tuan,"

"....."

"Nona Peterpeon!" setelah pelayan cafe mengucapkan hal itu terdengar sambungan terputus dari telepon pelayanan yang memiliki rambut sebahu tadi.

"Maaf Nona, bisa tolong tunggu sebentar. Mari saya antar ke ruang VVIP," ajak pelayan itu sembari melangkah di depan Thea, gadis itu hanya berjalan mengikuti arah tujuan pelayan yang membawanya.

Saat pintu di buka Thea melihat pemandangan ruangan yang rapi, bersih, dan elegan, membuat siapapun merasa Santai jika masuk kemari.

"Silahkan nikmati waktunya Nona, saya akan kembali beberapa saat lagi," ujar pelayan tadi sopan lalu berjalan pergi meninggalkannya sendirian di dalam ruangan. Kaki jenjang milik Thea melangkah, matanya tertarik untuk melihat aquarium yang berisi berbagai jenis ikan di sudut ruangan.

"Indah bukan?"suara dari arah belakang mengagetkan dirinya, membuat tubuhnya sedikit tersentak. "Thomas! bisakah kau berjalan dengan menimbulkan suara? Perkatanmu yang tiba tiba hampir saja membunuhku!" ketus Thea yang hanya dibalas angkatan bahu acuh dari lawan bicaranya.

"Jadi Nona muda yang terhormat ada apa tiba tiba kau mengunjungi bisnis rongsokan ku ini?" tanya laki-laki yang dipanggil Thomas itu dengan lelehan kecil di akhir kalimatnya.

"Aku sudah bukan Nona muda!" seru Thea lalu matanya beralih untuk menatap wajah pria yang ada dihadapannya.

"Mengapa?" tanya Thomas, alisnya berkerut, Thea hanya tersenyum kepada Thomas sebagai jawaban, "Baiklah jika kau tidak ingin bercerita sekarang, kita akan melakukannya nanti," ujar Thomas.

Beberapa menit kemudian 3 orang pelayan masuk ke dalam ruangan. Masing-masing dari mereka membawa dua buah baki untuk disajikan. Saat tudung dibuka Thea memicingkan matanya, "Mengapa?" tanya Thea saat melihat makanan yang disajikan di depannya.

"Tidak ada, aku hanya ingin," ucap Thomas dengan wajah serius. "Thomas bisakah kau memberiku suatu pekerjaan?" tanya Thea gamblang, dirinya bukanlah seorang yang berbicara secara bertele-tele.

"T-tunggu pekerjaan? Maaf tidak, aku tidak pernah sanggup menggaji orang yang penuh dengan banyak prestasi di dunia ini!" ujar Thomas dengan nada sinis.

"Pria brengsek, semoga saja seluruh hartamu menghilang hari ini!" Thea berujar dengan nada serius membuat Thomas memelototinya. "Kau pasti becanda kan? Lagipula untuk apa seorang Nona muda seperti dirimu memerlukan pekerjaan? aku tak akan pernah sanggup untuk menggaji dirimu," Thomas penasaran, raut wajah Thea berubah, "Nanti akan aku ceritakan!" ucap Thea membuat Thomas gemas.

"Bolehkah aku bekerja di bar?" tanya Thea tanpa memandang wajah Thomas, "H-huh apa? tidak! apa kau sudah gila? semua yang berada di sana adalah pria hidung belang!" tolak Thomas dengan nada tegas.

Dahi Thea terlipat, "Kaulah pria hidung belang itu!" Tawa keras Thomas keluarkan saat mendengar cibiran Thea. Lantas Thea kembali melanjutkan ucapannya, "Aku tak peduli, lagi pula kau adalah pemiliknya, tak akan ada yang macam macam!" bujuk Thea yang dibalas gelengan keras dari Thomas.

"Saat mereka mabuk, hanya sedikit yang bisa aku kendalikan," ucap Thomas, "Aku tak perduli!" sanggah Thea membuat Thomas mengela nafas gusar.

"Baiklah, kau bisa melakukannya, tetapi dengan syarat 3 bodyguard milikku akan selalu berada di dekatmu!" ucap Thomas mantap membuat Thea membelalakkan matanya, "Apa kau yakin wahai sahabat kecilku?" tanya Thea. Thomas hanya menjawab dengan senyuman singkat.

"Itu gila, menempatkan 3 penjaga hanya untuk seorang bartender. Siapa yang akan melakukannya?" Thea berteriak, membuat gendang telinga Thomas serasa akan pecah.

"Aku," jawab Thomas secara blak-blakan. Thea memasang wajah masam, oh ayolah. Ini sungguh gila. "Mengapa kau melakukannya?" tanya Thea menatap serius wajah Thomas.

"Karena aku menyukaimu,"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status