"Owen."Ketika Fiona melihat Owen dan Maria berjalan bersama, dia menghampiri mereka dengan marah.Fiona tetap terlihat anggun dan menarik walaupun dia berjalan sambil marah di depan gedung asrama itu. Wajahnya terlihat kesal, namun kecantikannya tetap tidak tertandingi.Fiona menghampiri Owen. Dia menatap Owen dan berkata dengan marah, "Ternyata kamu memang pergi ke hotel bersama Maria. Kenapa kamu begitu tidak tahu malu? Maria itu polos dan baik hati. Bagaimana bisa kamu melakukan itu kepadanya?""Fiona, kamu salah paham."Sebelum Owen sempat bicara, Maria melambaikan tangannya dan menjelaskan, "Aku diculik semalam dan Owen datang menyelamatkanku. Tidak terjadi apa-apa di antara kami.""Itu benar."Owen mengangguk. "Aku buru-buru pergi semalam, jadi tidak sempat memberitahumu. Aku...""Bohong." Fiona menggeleng dan berkata, "Maria, kamu tidak perlu membela Owen yang sudah menyelingkuhiku. Aku tidak b
Tindakan kekerasan Fiona mengejutkan semua gadis di asrama.Caylee sendiri sudah siap keluar dari asrama. Namun, ada perbedaan antara keluar dengan keinginan sendiri dan diusir setelah dipukuli. Caylee pantas mendapatkan hukuman. Caylee mungkin akan merasa frustrasi selama empat tahun masa kuliahnya.Fiona tidak tahu bahwa seseorang telah melihat seluruh kejadian itu melalui jendela. Orang itu adalah Owen. Asrama Maria berada di lantai tiga. Tidak ada yang tahu bagaimana Owen bisa sampai di sana.Melihat Fiona menyelesaikan masalahnya dengan mulus, Owen melompat ke bawah dari jendela lantai tiga.Owen pergi dengan tenang melalui jalan setapak. Owen berpikir keras, Fiona tidak hanya keras kepala, tetapi juga berpotensi menjadi gadis yang kejam. Itu bagus sekali. Dia bisa dilatih lagi."Maria, aku akan tinggal di asramamu karena kamu tidak mau tinggal di tempatku. Mulai sekarang, kita akan menjadi sahabat."Fiona merasa b
Felix berteriak kesakitan.Lengan dan kaki Felix patah hingga berjuntaian di udara kala Owen mengimpit tubuhnya dengan ketiaknya. Rasa sakit yang dialami Felix teramat dalam sampai-sampai dia tidak mampu menahan pekikan sakitnya.Larry berteriak, "Lepaskan dia! Kumohon! Lepaskan dia!" Saking cemasnya, matanya sampai memerah.Larry tidak berani menghentikan langkah Owen karena dia takut Felix akan disakiti lagi. Owen melangkah maju dan hendak keluar dari ruangan itu.Tiba-tiba, Larry merasa ada sesuatu yang salah.Jika Owen keluar ruangan, nyawanya dan Felix akan berada dalam bahaya besar. Larry berpikir bahwa dia harus segera mencegah Owen agar tidak keluar dari ruangan."Owen, berhenti di sana."Larry mengejar Owen yang sedang berjalan menaiki tangga, lalu berseru, "Kamu tidak boleh keluar. Lepaskan dulu anakku. Jika tidak, aku terpaksa harus menyakitimu."Owen tidak menoleh ke belakang. "Terserah. Ka
Owen melangkah keluar dari Kelab Mekar dan membalikkan badannya. Dia melirik prasasti batu di dekat pintu depan. Tulisan dalam Bahasa Mallow tertera di atasnya.Kemudian, terdengar suara keras.Tinju Owen menghantam prasasti. Seketika, balok setebal lima sentimeter itu hancur berkeping-keping. Serpihan batunya beterbangan ke mana-mana. Felix makin merasa ketakutan. Dia masih berada di bawah kendali Owen.Prasasti itu terbuat dari batu granit. Bagaimana mungkin Owen bisa menghancurkannya semudah itu?Namun, Owen tidak tahu apa yang sedang Felix pikirkan.Tiba-tiba, Owen melepaskan Felix dari rangkulannya. Felix yang kakinya patah pun jatuh berdebum.Felix dilanda kesakitan. Dia ingin mengerang, tetapi tidak bisa. Tubuhnya jatuh tertelungkup sehingga mulutnya dipenuhi tanah.Kemudian, Owen menendang leher Felix kuat-kuat. Felix pun tak sadarkan diri.Owen menyentuh alat komunikasi mikro yang terpasang di
"Kalian dari Keluarga Kelley? Bagaimana mungkin kalian masih bernyali menantangku?"Meskipun orang-orang ini mendekat, Owen tidak memedulikan mereka sama sekali. Bahkan, dia terlihat amat santai dan melambai menantang, "Kalau mau mulai, cepat lakukan. Aku akan menghajar kalian. Setelah itu, kalian bisa pulang untuk makan malam.""Tunggu!"Tiba-tiba, seorang pria kekar maju dari kerumunan. "Owen, kita bertemu lagi! Hari ini aku pasti akan membunuhmu. Bagaimana kamu tahu kami dari Keluarga Kelley?"Pria itu Alex. Berkat trik yang Owen lakukan, pria itu kehilangan ingatannya. Alex menggumam, "Bertemu lagi? Mengapa aku mengatakan itu?"Owen tertawa dan berkata, "Dasar bodoh. Kamu hilang ingatan, tetapi malah pergi menghajar orang lain. Jika aku berada di posisimu, aku pasti sudah memanfaatkan kesempatan ini. Kamu bisa saja lepas dari dunia kriminal, tetapi kamu malah terus menjadi antek-antek penjahat.""Sial!"Ale
Satu setengah jam kemudian, Owen diseret ke kantor polisi Kota Samudra dan dibawa ke ruang interogasi.Di balik meja interogasi duduk tiga petugas polisi termasuk seorang polisi wanita yang cantik."Siapa namamu?" Seorang polisi muda yang duduk di sebelah kiri melirik Owen dan bertanya dengan suara keras.Owen merasa terhina dan bergumam, "Sialan"Katakan siapa namamu!" teriak polisi muda itu.Sekali lagi, Owen tidak menjawab."Hei, Owen Green, jangan sombong! Aku bertanya kepadamu!" Polisi muda itu merasa kesal. Dia menggebrak meja dan berdiri. Dia hampir saja melempar berkas penyelidikan kepada Owen."Kamu tahu siapa namaku? Kenapa masih bertanya?" Ketika melihat raut marah polisi muda itu, Owen tersenyum. "Selain itu, kenapa kamu memperlakukan aku seperti tersangka? Berhubung aku bukan tersangka, kenapa aku harus menanggapi dirimu?""Dasar tolol, berani sekali kamu bicara seperti itu kepadaku? Kamu
Ketiga polisi itu tidak tahu apa yang terjadi di dalam. Mereka bahkan mengira bahwa Eileen sedang menghajar Owen.Wajah Eileen memerah karena malu. Dia berbaring di atas meja dan menggigit bibirnya keras-keras. Dia menatap Owen dengan matanya yang basah.Yang membuat Eileen merasa sangat malu adalah ketika Owen meraih kedua tangan Eileen kemudian menempelkannya di dada Elieen. Owen terus-terusan menekan kedua tangan Eileen dengan tangannya sendiri seolah sedang menguji apakah payudara Eileen lembut atau tidak.Owen menempelkan tangan kanannya di perut Eileen dan bertanya dengan serius, "Kamu kesakitan? Benar dugaanku! Rasa sakitnya menjalar dari perut sampai ke punggungmu, 'kan? Apakah sakit sekali?""Tidak!" Eileen menggeleng keras."Bohong."Owen berkata sambil tersenyum, "Wajahmu bulat, alismu tipis dan hidungmu mancung. Kamu tidak pandai berbohong. Ketika kamu berbohong, wajahmu akan memerah. Aku tahu bahwa kamu ber
"Tuan Fuller, terima kasih atas kerja samamu." Carl mengangguk dan masih tetap memasang wajah serius. Carl pasti adalah orang yang pendiam.Ramon berkata, "Sama-sama, Jenderal Fisher. Senang bekerja sama denganmu. Selain itu, kita tidak bisa menahan Owen karena dia tidak berbuat kejahatan. Jika dia berbuat kejahatan, aku sendiri yang akan menjebloskannya ke penjara.""Tunggu!"Carl teringat sesuatu dan buru-buru bertanya, "Putramu tadi menyebut Penjara Gunung Cahaya Bulan di ruang interogasi. Kalau tidak salah, di sana ada Penjara Keamanan Tingkat Tinggi, bukan?""Benar!""Baik. Aku ingin melihat sejauh apa kemampuan Owen. Tangkap dan jebloskan dia ke penjara itu untuk sementara waktu."......"Beri jalan!"Owen mendorong kedua polisi muda itu dan menuruni tangga."Sialan!""Aku ingin sekali menghajarnya!"Mereka berdua mengepalkan tangan mereka erat-erat sampai berbunyi.