Share

Part 35. Obat Penggugur

Aku melangkah keluar dari ruangan dengan perasaan yang begitu berantakan. Kaki begitu berat untuk melangkah. Sungguh, ini tidak pernah terpikir sedikit pun. Tidak pernah terbersit dalam hati barang sedetik pun. Susah payah aku bangkit berdiri, melangkah terseok-seok menjauh pergi dari hidup Sergio, kini darah dagingnya tumbuh di dalam rahim.

Mengapa harus begini? Mengapa harus hamil?!

Kuempaskan pantat dengan kasar ke kursi yang berjejer panjang di depan poli kandungan. Sebab, kedua kaki rasanya sudah tidak sanggup lagi menopang berat badan. Kedua lutut rasanya lemas. Gemetar.

Bagaimana jika nanti orang-orang tahu bahwa aku hamil tanpa adanya pernikahan? Bagaimana pandangan orang terhadap wanita berhijab nantinya?

Tuhan, ini terlalu berat!

Cukup lama aku berada di sana. Bahkan hingga poli kandungan ditutup, aku enggan beranjak.

[Sakit apa, Din? Udah diperiksa apa masih ngantri?] Febby mengirimkan pesan. Aku tidak membalas. Bagaimana mungkin aku bisa menjawab bahwa aku tengah hami
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status