Share

Firasat

Pipi Andra sontak memerah. Garis-garis keunguan di wajahnya pun terlihat. Dengan cepat pemuda itu menangkap tangan Liana dan mencengkeramnya kuat. Setelahnya ia menarik gadis itu ke luar ruangan dokter Sandi. Tak dipedulikannya teriakan lelaki paruh baya itu yang mencegahnya agar menghentikan aksinya.

"Lepasin nggak!" ucap Liana tajam sambil menarik tangannya dari cengkeraman Andra. Namun, meski ia jago taekwondo tenaganya kalah jauh dari pria itu. Liana menyadari jika pemuda di depannya pun menguasai ilmu yang sama.

"Lo pikir setelah tadi nabrak dan nampar gue, lo bakal gue maafin gitu aja." Liana melemahkan tarikan tangannya.

"Iya sorry. Lagian sih, lo ngomongnya nggak sopan tentang ibu saya. Saya tuh paling nggak suka kalau ada yang menyepelekan Ibu saya kayak yang tadi kamu lakuin!"

Andra mengempas kasar tangan Liana. Kalimat Liana tentang ibu membuat perasaannya sedikit gerimis. Ia tidak habis pikir jika ada seseorang yang begitu mengagungkan sosok Ibu, sosok yang tidak perna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status