Share

Talak

Lekas kutekan nomor Rafif. Tidak aktif. Ya Tuhan, dia ke mana si? Sontak, ragaku melorot ke lantai. Mengetahui kalau suamiku tidak ada di rumah di waktu selarut ini membuat aneka pikiran buruk mendatangi kepalaku. Aku melirik jam dinding. Sudah hampir pukul satu. Tidak mungkin aku bangunkan Liana atau Bik Sumi untuk bertanya soal Rafif. Sedangkan untuk berbaring dan tidur pun aku tidak bisa. Rasa lelah yang tadi sempat kurasakan musnah sudah.

"Mas, tolong aktifkan ponselnya." Sekali lagi kucoba untuk menghubunginya. Namun, nomornya masih dijawab oleh operator. Dadaku semakin sesak dan air mataku sudah menganak sungai. "Mas, maaf, apa kamu marah karena aku pergi ke tempat Andra? Tapi aku kan tadi sudah pamit, Mas," ucapku sambil menyeka wajah dengan punggung tangan.

"Lho, Ibu? Ibu kenapa nangis di sini?" Bik Sumi tiba-tiba melongok masuk. Kehadirannya sontak membuatku terkejut dan lega dalam waktu bersamaan.

"Bik, Bik Sumi belum tidur?"

"Ya sudah, Bu. Ini Bibik baru bangun, mau tah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status