Share

Bab 12 Pekerjaan Neng Rahma di Kota

Sambungan telepon langsung terputus setelah suara wanita tadi mengucapkan kalimat yang membuat dadaku sesak.

Aku menyimpan ponsel, meraba dada seraya terus mengucapkan istighfar.

"Ya Allah, Neng ...," gumamku dengan mata yang berlinang.

Di sini, aku bisa merasakan bagaimana perasaan Kang Surya sekarang. Jika aku saja merasa sedih dan terkejut, apalagi dia.

Ayah mana yang rela anaknya dijual? Ayah mana yang tidak marah, jika putrinya menjadi santapan para pria hidung belang?

Tidak mampu menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk, aku pun menangis tersedu di samping tubuh Sagara yang sudah terlelap.

Bukan hanya Neng Rahma yang ada dalam bayangan, tapi Kang Surya pun turut hadir menjadi penyebab jatuhnya air mata.

Bagaimana keadaan suamiku saat tahu semua ini? Masihkah dia bisa tenang dan tersenyum?

Ponsel yang tadi kusimpan asal, kini kuambil kembali. Aku mengirimkan pesan pada Kang Surya, memberikan kekuatan dari kejauhan.

[Akang yang sabar, tetap tenang dan jangan terb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status