Share

Bab 18 Tawaran Teh Dela

"Ini disimpan lagi, ya, Neng?"

Aku menggeser celengan berbentuk pinguin itu ke depan Neng Rahma.

"Tapi, Bu ...."

"Gak ada tapi-tapian. Jangan karena tadi Eneng mendengar Bapak dan Ibu membicarakan tentang uang, kamu jadi punya pikiran untuk ngasih ini ke Ibu." Aku mendahului ucapan Neng Rahma yang menggantung.

"Iya, Bu. Aku gak enak, tinggal di sini cuma menyusahkan Ibu dan Bapak. Makan dan tidur saja bisanya. Jajan juga," tutur Neng Rahma, kemudian mengerucutkan bibir diakhir kalimatnya.

"Eh, eh, eh .... Kenapa si Teteh bicaranya seperti itu? Yang namanya anak perempuan belum berumah tangga, itu artinya tanggung jawab masih ada di pundak Bapak, Neng."

Kang Surya yang sedari tadi hanya berdiri di ambang pintu, kini dia mendekat, ikut menjawab ucapan putrinya.

Obrolan kami pun terus berlanjut, membicarakan perjalanan Neng Rahma ke pantai tadi, juga tentang keadaan rumahnya di kampung sebelah.

"Jadi, motor Eneng dijual?" tanyaku, dan kemudian dijawab anggukan kepala oleh anak itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status