Share

30 Luna yang Keras Kepala

"Maaf, aku tidak sengaja ... memeluk Mas," ucapnya terdengar lemas.

Aku ikut duduk dan mulai terkekeh hambar di belakang Luna.

Lucu atau perih ya. Sejak kapan memeluk suami sendiri harus minta maaf segala.

"Kamu ngomong apa sih, Yank? Kok ngawur gitu? Apa salahnya memeluk suami sendiri?"

Aku menyentuh pundak Luna tapi, buru-buru di tepisnya.

"Kedepannya kita bukan lagi suami istri."

Aku mendesah pelan mendengar ucapan tidak masuk akal Luna. Siapa bilang kami bukan lagi suami istri nantinya. Kami akan mengarungi rumah tangga ini selamanya.

Tapi, kurasa berdebat bukanlah hal yang baik. Biarlah aku mengalah, aku tidak mau membuat suasana semakin kacau di pagi buta seperti ini.

"Sayang, kita solat yok!" ujarku mengalihkan pembicaraan tidak jelas Luna yang bisa membuat kesehatanku terganggu.

"Aku masih pendarahan," lirihnya yang mampu mengoyak hatiku sekali lagi.

Kenapa aku bisa lupa, istriku baru beberapa hari mengalami keguguran. Kembali aku menatap nanar pada obat-obatan di ata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status